Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Menentukan Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembacaan Puisi

Gambar
Peserta didik dapat menentukan menentukan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembacaan puisi 1. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembacaan puisi di antaranya adalah judul puisi, memahami kata-kata yang digunakan, dan .... a. ekspresi b. lafal c. tekanan d. memparafrasakan

Menulis Puisi Berdasarkan Ilustrasi

Disajikan ilustrasi, peserta didik dapat menulis puisi 1. Perhatikan ilustrasi berikut! Ku berdiri terpaku di tepi pantai. Melihat keindahan alam di sekitarnya. Burung-burung berkicau merdu. Matahari pagi mulai bersinar dari arah timur. Pagi pun mulai datang. Seperti hatiku yang penuh keceriaan. Puisi yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah .... a. Ketika mentari terbit di ufuk timur, Kulihat panorama yang indah dan permai, Suara burung berkicau nan merdu, Mengingatkanku pada hari yang ceria, Mentariku yang bersinar, Mentariku yang datang. b. Aku kagum memandang burung-burung, Beterbangan kian kemari Mengelilingi pantai di pagi hari Gelombang ombak bertautan Menyambut hatiku yang gembira c. Pantai yang indah permai Ombakmu memecah berderai Semilir angin membelai rambutku Hati ini slalu merindukanmu d. Pagi yang cerah Sinarmu begitu indah Seindah senyum mentari

Contoh Soal Menentukan Tema Puisi

Disajikan kutipan puisi, [eserta didik dapat menentukan tema puisi 1. Wahai sahabat Untuk slamanya Kita percaya Tebarkan arah jangan pernah lelah Untukmu sahabat Tema puisi tersebut adalah .... a. Persahabatan b. Kelelahan c. Perdamaian d. Kepercayaan

Menentukan Jenis-jenis Puisi

Disajikan kutipan puisi, peserta didik dapat menentukan jenis puisi 1. Rayuan Pulau Kelapa Tanah airku Indonesia Negeri elok amat kucinta Tanah tumpah darahku yang mulia Yang kupuja sepanjang masa Puisi di atas berjenis puisi .... a. Naratif b. Lirik c. Deskriptif d. Romansya

Menentukan Imajinasi Auditif, Visual, Taktil (Citraan) dalam Kutipan Puisi

1. Berdiri aku di tepi pantai Memandang lepas ketengah laut Ombak pulang, memecah berderai Keribaan pasir rindu berpaut Larik ke-2 puisi di atas mengandung citraan ...... a. penglihatan b. Pendengaran c. perabaan d. Perasaan 2. Perhatikan bait puisi di bawah ini! Elang Laut Ada elang laut terbang Senja hari Antara jingga dan merah Surya hendak turun, Pergi ke sarangnya. apakah ia tau juga, Bahwa panggilan cinta Tiada ditahan kabut Yang menguap pagi hari? Bait pertama puisi di atas memuat imajinatif .... a. auditif b. visual c. taktil d. pencitraan

Menentukan Lambang-lambang (Simbol) dalam Puisi

Disajikan kutipan puisi, peserta didik dapat menentukan kata yang mengandung simbolik 1. Perhatikan cuplikan puisi berikut! “Aku” (Chairil Anwar) Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Kata yang mengandung makna simbolik pada kutipan puisi di atas adalah .... a. waktuku b. sedu sedan c. merayu d. binatang jalang

Menentukan Makna Kata Berkonotasi dalam Kutipan Teks Puisi

Disajikan kutipan puisi, peserta didik dapat menentukan makna kata yang berkonotasi 1. Perhatikan cuplikan pusi berikut! Doa kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termanggu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh ........................................................ (Doa: Chairil Anwar) Kata menyebut pada kutipan puisi di atas mengandung makna konotasi yang berarti .... a. berkata b. Berzikir c. memanggil d. berbicara

Menentukan Majas dalam Puisi

Disajikan kutipan puisi, peserta didik dapat menentukan majas yang terkandung dalam larik-lariknya. 1. Perhatikan cuplikan puisi Amal Hamzah yang berjudul “Laut” berikut ini! Berdiri aku di tepi pantai Memandang lepas ke tengah laut Ombak pulang, memecah berderai Keribaan pasir rindu berpaut. Penggunaan majas personifikasi pada puisi di atas terdapat larik ke ... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

Menentukan/ Menyimpulkan Isi Puisi

Disajikan kutipan puisi, peserta didik dapat menentukan / menyimpulkan isi puisi 1. Perhatikan cuplikan puisi Amal Hamzah yang berjudul “Laut” berikut ini! Berdiri aku di tepi pantai Memandang lepas ke tengah laut Ombak pulang, memecah berderai Keribaan pasir rindu berpaut. Cuplikan puisi di atas melukiskan a. Keadaan si Aku yang memandangi pantai b. Keadaan ombak yang memecah pantai c. Keindahan laut dengan ombaknya yang memecah pantai d. Keadaan pasir laut yang memenuhi pantai

Puisi Rakyat: Contoh dan Ciri-cirinya

Gambar
Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, kategori : paparikan dan wawangsalan. Selanjutnya paparikan dibagi menjadi dua : rarakitan cerita rakyat, dan kepercayaan rakyat yang berupa mantra. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu . Pada acara-acara di televisi, kepiawaian membuat pantun masih menjadi andalan untuk melucu. Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang lagi didengar. Dalam dunia kesast...

Puisi "Sebuah Jaket Berlumur Darah" Karya Taufik Ismail

Gambar
Sebuah Jaket Berlumur Darah Karya: Taufik Ismail Sebuah jaket berlumur darah Kami semua telah menatapmu Telah pergi duka yang agung Dalam kepedihan bertahun-tahun. Sebuah sungai membatasi kita Di bawah terik matahari Jakarta Antara kebebasan dan penindasan Berlapis senjata dan sangkur baja Akan mundurkah kita sekarang Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’ Berikara setia kepada tirani Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?. Spanduk kumal itu, ya spanduk itu Kami semua telah menatapmu Dan di atas bangunan-bangunan Menunduk bendera setengah tiang. Pesan itu telah sampai kemana-mana Melalui kendaraan yang melintas Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa Prosesi jenazah ke pemakaman Mereka berkata Semuanya berkata Lanjutkan Perjuangan.

Puisi "Pahlawan Tak Dikenal" Karya Toto Sudarto Bachtiar

Gambar
Pahlawan Tak Dikenal Karya: Toto Sudarto Bachtiar Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lengannya memeluk senapang Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda. Sumber: Waluyo, J. Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Gambar: Google

Puisi "Diponegoro" Karya Chairil Anwar

Gambar
DIPONEGORO Karya: Chairil Anwar Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu negeri Menyediakan api. ...

Puisi "Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini" Karya Taufiq Ismail

Gambar
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini Karya: Taufiq Ismail, 1966 Tidak ada pilihan lain Kita harus Berjalan terus Karena berhenti atau mundur Berarti hancur Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk satu meja Dengan para pembunuh tahun yang lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran “Duli Tuanku ?” Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus Berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus Berjalan terus. Sumber: Tirani dan Benteng, Jakarta: Yayasan Ananda, 1993

"Sajak Burung-Burung Kondor" Karya W.S.Rendra

Gambar
Sajak Burung-Burung Kondor Karya: WS Rendra Angin gunung turun merembes ke hutan, lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas, dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau. Kemudian hatinya pilu melihat jejak-jejak sedih para petani – buruh yang terpacak di atas tanah gembur namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya. Para tani – buruh bekerja, berumah di gubug-gubug tanpa jendela, menanam bibit di tanah yang subur, memanen hasil yang berlimpah dan makmur namun hidup mereka sendiri sengsara. Mereka memanen untuk tuan tanah yang mempunyai istana indah. Keringat mereka menjadi emas yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa. Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan, para ahli ekonomi membetulkan letak dasi, dan menjawab dengan mengirim kondom. Penderitaan mengalir dari parit-parit wajah rakyatku. Dari pagi sampai sore, rakyat negeriku bergerak dengan lunglai, menggapai-gapai, menoleh ke kiri, menoleh ke kanan, di dalam usaha tak menentu. Di hari senja mereka menjadi ...

Puisi "Surat dari Ibu" Karya Asrul Sani

Gambar
SURAT DARI IBU Karya: Asrul Sani Pergi ke dunia luas, anakku sayang pergi ke hidup bebas ! Selama angin masih angin buritan dan matahari pagi menyinar daun-daunan dalam rimba dan padang hijau. Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas ! Selama hari belum petang, dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau. Jika bayang telah pudar dan elang laut pulang kesarang angin bertiup ke benua Tiang-tiang akan kering sendiri dan nakhoda sudah tahu pedoman boleh engkau datang padaku ! Kembali pulang, anakku sayang kembali ke balik malam ! Jika kapalmu telah rapat ke tepi Kita akan bercerita “Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.” Sumber: Horison Sastra Indonesia: Kitab Puisi, 2002

Puisi "Cintaku Jauh di Pulau" Karya Chairil Anwar

Gambar
Cintaku Jauh Di Pulau Karya: Chairil Anwar Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,” Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri. 1946

Puisi "Dengan Kasih Sayang" Karya W.S. Rendra

Gambar
Dengan Kasih Sayang Karya: W.S. Rendra Dengan kasih sayang. Kita Simpan bedil dan kelewang. Punahlah gairah pada darah. Jangan! Jangan dibunuh para lintah darat cumlah mesra anak. Jadah tak berdayah dan sumbatkan jarimu pada mulut. Peletupan karna darah para bajak dan perompak akan mudah mendidih oleh pelor. Mereka bukan tapir atau bada hatinya pun berurusan cinta kasih seperti jendela terbuka bagi angin sejuk ! Kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka cuma membenci yang nampak rompak. Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka Terlampau terbatas pada lahirlah masing pihak. Lahirlah yang terlalu banyak meminta! Terhadap sajak yang paling utopis bacalah dengan senyuman yang sabar. Jangan dibenci kaum pembunuh. Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri. Kere-kere jangan mengemis lagi Dan terhadap penjahat yang paling laknat pandangilah dari jendela hati yang bersih

Puisi "Hanya Dalam Puisi" Karya Ajip Rosidi

Gambar
Hanya Dalam Puisi Karya: Ajip Rosidi Dalam kereta api Kubaca puisi Willy dan Mayakowsky Namun kata-katamu kudengar Mengatasi derak-derik deresi. Kulempar pandang ke luar: Sawah-sawah dan gunung-gunung Lalu sajak-sajak tumbuh Dari setiap bulir peluh Para petani yang terbungkuk sejak pagi Melalui hari-hari keras dan sunyi. Kutahu kau pun tahu: Hidup terumbang-ambing antara langit dan bumi Adam terlempar dari surga Lalu kian kemari mencari Hawa. Tidakkah telah menjadi takdir penyair Mengetuk pintu demi pintu Dan tak juga ditemuinya Ragi hati Yang tak mau Menyerah pada situasi? Dalam lembah menataplah wajahmu yang sabar. Dari lembah mengulurlah tanganmu yang gemetar. Dalam kereta api Kubaca puisi turihan-turihan hati Yang dengan jari-jari besi sang Waktu Menentukan langkah-langkah Takdir: Menjulur Ke ruang mimpi yang kuatur sia-sia. Aku tahu. Kau pun tahu. Dalam puisi Semuanya jelas dan pasti.

Puisi "Syair Orang Lapar" Karya Taufik Ismail

Gambar
Syair Orang Lapar Karya: Taufik Ismail Lapar menyerang desaku Kentang dipanggang kemarau Surat orang kampungku Kuguratkan kertas Risau Lapar lautan pidato Ranah dipanggang kemarau Ketika berduyun mengemis Kesinikan hatimu Ku iris Lapar di Gunung Kidul Mayat dipanggang kemarau Berjajar masuk kubur Kau ulang jua Kalau