Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sastra

Memahami Ciri-ciri puisi (Lama dan Modern)

Gambar
Sekarang saatnya kita membahas puisi lama dan puisi modern. Puisi lama dan modern mempunyai ciri yang sangat berbeda, puisi lama banyak keterikatan mulai dari bait - baris/larik - rima dan lainnya. Contoh puisi lama/Pantun: Dari mana hendak ke mana, Dari Jepang ke Bandar Cina. Kalau boleh abang berlanya, Bunga yang kembang siapa yang punya. Ciri keterkaitan pantun sudah tampak jelas, tentu mudah menentukannya. - Tiap bait ada empat baris - Tiap baris 8 - 12 suku kata - Rimanya silang/abab - Ada sampiran, ada isi - Selesai dalam satu bait Puisi lama tidak hanya pantun, ada juga bidal, syair, gurindam dan karmina. Masing-masing bentuk ini mempunyai aturan masing-masing. Sedangkan puisi modern, bebas dari ikatan-ikatan seperti di atas tetapi masih mengutamakan rima dan irama. Sekarang perhatikan contoh puisi modern berikut: Krawang-Bekasi Kami yang terbaring antara Krawang - Bekasi tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru k...

Membedakan Bentuk Prosa dengan Bentuk Puisi

Gambar
Simaklah kutipan teks berikut: Tamin melangkah menuju ke dapur, ia jongkok di perapian sebentar memanasi tubuhnya, lalu berdiri di samping teratak belakang. Untuk pertama kali ia merasa betapa sejuk angin petang meniup dalam kampungnya. Suara Sumi telah tak ada, ia telah lari membawa ayamnya ke rumah pak Modin. Dan kini ia berdiri di sana, ia dapat mendengar namanya disebut-sebut orang, dan ia tahu suara itu akan menjalar dari rumah ke rumah, dan seluruh perkampungan yang kecil itu akan bertambah hidup oleh kedatangannya malam ini. "Di mana sekarang Pardan, Mak?"" Tamin menyebut salah satu teman terkarib, teman mandi di kali, teman menggembala, teman memancing ikan. Di sana, tengah ia berjongkok menghabiskan air pancuran dari bambu panjang, ia teringat akan teman-temannya seorang demi seorang. "Engkau tak pernah dengar tentang dia, jadinya!" Itu adalah suara ibunya dari dalam dapur bersama Sumi yang telah membawa ayam potongan. "Itu telah bertahun-tahun le...

Perbedaan Ciri Intrinsik dan Ekstrinsik Novel 20/30-an dengan Novel Modern

Gambar
Perbedaan Ciri Intrinsik dan Ekstrinsik Novel 20/30-an dengan Novel Modern-- Setiap periode atau angkatan mempunyai ciri-ciri intrinsik maupun ekstrinsik. Kita akan membandingkan novel tahun 20-30-an dengan novel modern dari segi unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Ciri Intrinsik Novel Angkatan 20-30-an: 1.gaya bahasanya menggunakan perumpamaan klise, pepatah, atau peribahasa 2.sebagian besar menggunakan alur lurus/ maju 3.pusat pengisahan menggunakan sudut pandang orang ketiga 4.pengarang memberi nasihat melalui cerita 5.bercorak romantis Ciri ekstrinsik novel 20-30-an: 1.masalah adat, terutama adat kawin paksa 2.pertentangan paham antara kaum tua dengan kaum muda 3.berlatar kedaerahan Ciri intrinsik novel modern: 1.alur berbelit-belit 2.gaya bahasa bebas 3.pusat pengisahan menggunakan sudut pandang orang ketiga dan orang pertama Ciri ekstrinsik novel modern: 1.mengeksploitasi kehidupan manusia sebagai individu 2.mengemukakan kehidupan yang absurd atau mustahil 3.berlatar keb...

Mengapa Karya Sastra Klasik Tidak Sama dengan Karya Sastra Modern?

Gambar
Mengapa Karya Sastra Klasik Tidak Sama dengan Karya Sastra Modern?-- Setiap periode atau angkatan dalam kesastraan termasuk Indonesia mempunyai ciri-ciri yang membedakan satu sama lain. Mengapa harus ada perbedaan? Tentu, hal ini disebabkan oleh berkembangnya zaman sehingga mengubah pola pikir dan latar sosial/ budaya masyarakatnya. Pada gilirannya, mengubah pula karakteristik sastra. Untuk lebioh jelasnya bisa disimak melalui perbedaan ciri sastra klasik dan sastra modern berikut. Secara umum, sastra klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Penyebarannya dilakukan secara lisan (oral), dari mulut ke mulut.  Pengembangannya statis, perlahan-lahan, serta terbatas kepada kelompok-kelompok tertentu.  Pengarang umumnya tidak diketahui (anonim).  Berkembang dalam banyak versi akibat cara penyebarannya yang disampaikan secara lisan.  Ditandai ungkapan-ungkapan klise (formulazired). Misalnya, menggambarkan kecantikan seorang putri dengan ungkapan seperti bulan empat bela...

Putri Junjung Buih dan Cikal-Bakal Kerajinan Masyarakat di Negara (Daha)

Gambar
Putri Junjung Buih dan Cikal-Bakal Kerajinan Masyarakat di Negara (Daha)-- Lanjutan sebelumnya ..... Berbagai Perlombaan Menurut Ketua Palagan Negara di Banjarmasin Lambran Ladjim (alm), ketika ia kecil dulu di Negara (Daha), ada cerita rakyat bahwa Putri Junjung Buih nan cantik itu hidup dalam pingitan keluarga Mpu Jatmika. Mengingat banyaknya pemuda yang menaksir, dan agar tidak mngecewakan mereka, maka dilakukan perlombaan, bahwa barangsiapa pemuda yang memiliki banyak keahlian, berhak mempersunting Putri Junjung Buih. Syaratnya, mereka harus mampu membuat kue yang enak-enak sebanyak 41 macam, dan memiliki keterampilan sebanyak 41 macam pula. Maka para pemuda pun berlomba-lomba berlatih, berkreasi dan membuat berbagai keahlian. Banyaknya kue dan kuliner khas Banjar sekarang, yang biasanya bermunculan di bulan Ramadhan, diduga produk dari kreasi dalam perlombaan tersebut. Begitu juga banyaknya keterampilan yang dimiliki oleh orang negara (Daha) seperti keahlian membuat dapur dari ta...

Putri Junjung Buih (Antara Legenda dan Kisah Nyata)

Gambar
Putri Junjung Buih (Antara Legenda dan Kisah Nyata)-- Nama Ratu atau putri Junjung Buih begitu terkenal di Kalimantan Selatan. Putri Junjung Buih artinya putri yang keluar atau muncul dari buih. Putri ini dipercayai sebagai penjelmaan dewata. Tempat munculnya putri Junjung Buih ini selanjutnya dinamai dengan Teluk Babuih, yang terletak di dekat desa Kuripan, kabupaten Barito Kuala. Kehadiran putri Junjung Buih, (ada yang menyebutnya putri Tunjung Buih) berasal dari kepercayaan bahwa ia merupakan makhluk gaib yang muncul dari buih, yang kemudian dicarikan suaminya dari Majapahit yaitu Pangeran Suryanata. Menurut HM Said (2011), sebenarnya ada versi lain yang menyatakan bahwa Putri Junjung Buih adalah manusia biasa. Ia bernama Galuh Ciptasari dan tinggal bersama ibu angkatnya di daerah Balangan dan Gunung Batu Piring. Suatu kali ia mandi di sungai lalu tergelincir dan hanyut terbawa arus sungai yang deras. Selanjutnya ia diselamatkan dan ditemukan oleh Lambung Mangkurat yang sedang bers...

Karya Sastra Klasik

Gambar
Karya Sastra Klasik- Sastra klasik yang bisa juga disebut sebagai sastra tradisional adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke dalam karya sastra. Dalam ukuran waktu, sastra klasik (Nusantara) dibatasi sebagai sastra yang berkembang sebelum tahun 1920-an , yakni rentang waktu sebelum lahirnya tren sastra Angkatan Balai Pustaka . Bentuk-bentuk Karya Sastra Klasik a. Mantra b. Pantun c. Pantun Berkait d. Talibun e. Pantun Kilat (Karmina) f. Gurindam g. Syair h. Seloka i. Ruba'i j. Kit'ah k. Nazam l. Gazal m. Masnawi 2. Berbentuk Prosa a. Bidal b. Hikayat c. Sejarah (Tambo) d. Dongeng e. Kisah

Ciri-ciri Novel dan Hikayat

Gambar
Ciri-ciri Novel dan Hikayat-- Kegemaran membaca merupakan kegemaran yang sangat mengasyikkan. Dengan membaca, kita dapat menambah wawasan keilmuan. Kita pun dapat membaca karya-karya sastra, misalnya novel dan hikayat. Dari kedua jenis karya sastra tersebut, ada banyak hal yang dapat kita peroleh. Di antaranya ialah pesan moral, nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai yang bersifat mendidik, dan kepuasan serta kesan tersendiri. Novel dan hikayat memiliki ciri masing-masing. Adapun ciri-ciri novel, di antaranya adalah : 1. Terdiri atas jumlah halaman yang cukup banyak. 2. Dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. 3. Menyajikan permasalahan lebih terperinci jika dibandingkan dengan cerpen. Adapun ciri-ciri hikayat adalah : 1. Isi ceritanya berkisar pada tokoh raja-raja dan keluarganya (istana sentris). 2. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga ynag menyebutnya fantastis. 3. Mempergunakan banyak kata arkais. Misalnya, hatta, sy...

Sekilas Tentang Sejarah Drama

Gambar
Sekilas Tentang Sejarah Drama-- Dibanding genre karya sastra lainnya (novel, cerpen, dan puisi), drama memiliki keunikan tersendiri. Selain bisa dinikmati sebagai bacaan drama pun bisa dinikmati sebagai sebuah pertunjukan. Hal inilah yang membuat drama disebut sebagai karya dua dimensi, yaitu drama sebagai genre sastra (teks) dan drama sebagai pertunjukan seni peran. Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Kata drama berasal dari draomai , yaitu bergerak atau berbuat. Sejak awal kemunculannya, drama terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Drama terus mengalami proses pencarian identitasnya. Sejak kemunculan Bebasari karya Roestam Effendi drama terus mengalami perkembangan walaupun tidak sepesat prosa dan puisi. Drama yang ditulis pada 1926 ini adalah drama pertama yang menggunakan bahasa Indonesia. Sejak dulu drama memang sering kali dijadikan media kritik oleh pengarangnya. Keinginan unt...

Menentukan Nilai-nilai dalam Cerpen "Sandal Jepit Merah" Karya S.Rais

Gambar
Menentukan Nilai-nilai dalam Cerpen "Sandal Jepit Merah" Karya S.Rais-- Selain dapat dijadikan sebagai salah satu media hiburan, kegiatan membaca cerpen pun dapat memberikan pelajaran berharga bagi kita. Hal tersebut dapat kita petik melalui nilai-nilai yang disampaikan oleh pengarang. Dalam sebuah karya sastra, pengarang seringkali mengekspresikan berbagai fenomena kehidupan. Melalui karya sastra, pengarang dapat mengemukakan pandangan-pandangannya tentang suatu hal dan menyampaikan berbagai nilai kehidupan, seperti nilai moral, nilai budaya, dan nilai sosial. Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen "Sandal Jepit Merah" Karya S.Rais: 1. Nilai Moral Dalam cerpen tersebut dikisahkan tentang seorang perempuan tua yang memiliki masa lalu yang sangat menyedihkan. Awalnya, perempuan itu hidup bahagia. Akan tetapi, setelah kematian anak semata wayangnya, hidupnya berubah menjadi sebuah kesedihan yang berkepanjangan. Akan tetapi, perempuan itu tidak pernah putus...

Hikayat dari Sastra Melayu Klasik "Alkissah Tjetera yang Kedua"

Gambar
Hikayat dari Sastra Melayu Klasik "Alkissah Tjetera yang Kedua" -- Kata sahibu’l-hikayat: ada sebuah negeri di tanah Andelas Perlembang namanya, Demang Lébar Daun nama rajanya, asalnya daripada anak cucu raja Sulan; Muara Tatang nama sungainya. Adapun negeri Perlembang itu, Palembang yang ada sekarang inilah. Maka hulu Muara Tatang itu ada sebuah sungai, Melayu namanya; di dalam sungai itu ada sebuah bukit Siguntang Mahaméru namanya. Dan ada dua orang perempuan berladang, Wan Empuk seorang namanya, dan Wan Malini seorang namanya; dan keduanya itu berhuma di bukit Siguntang itu, terlalu luas humanya itu, syah dan terlalu jadi padinya, tiada dapat terkatakan; telah hampirlah masak padi itu. Maka pada suatu malam itu maka dilihat oleh Wan Empuk dan Wan Malini dari rumahnya, di atas bukit Siguntang itu bernyala-nyala seperti api. Maka kata Wan Empuk dan Wan Malini, “Cahaya apa gerangan bernyala-nyala itu? Takut pula beta melihat dia.” Maka kata Wan Malini, “Jangan kita ingar-inga...

Resume Legenda "Baturaden"

Gambar
Resume Legenda "Baturaden"-- Cerita rakyat dapat berupa cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita penglipur lara. Cerita asal-usul (legenda) adalah sastra yang dipertautkan dengan keajaiban alam. Selain menerangkan asal-usul binatang atau tumbuhan, legenda juga menerangkan asal-usul sesuatu tempat. Cerita rakyat yang berjudul Baturaden berikut ini merupakan salah satu contoh cerita asal-usul. Dalam cerita asal-usul, unsur latar cerita sangat ditonjolkan. Baturaden Cerita ini mengisahkan seorang pembantu (batur) di sebuah kadipaten. Pembantu itu bernama Suta. Tugas utama Suta adalah merawat kuda milik sang Adipati. Selesai mengerjakan tugasnya biasanya Suta berjalan-jalan di sekitar kadipaten. Maksudnya untuk lebih mengenal tempat kerja yang baru baginya Suatu sore ketika ia sedang berjalan-jalan di sekitar tempat pemandian, ia dikejutkan oleh jertian seorang wanita. Suta segera mencari arah jeritan tadi. Akhirnya ia tiba di dekat sebuah pohon besar. Dilihat...

Legenda "Roro Jonggrang dan Bandung Bandawasa"

Gambar
Legenda "Roro Jonggrang dan Bandung Bandawasa"--- Bandung Bandawasa hendak menuntut balas ketika mengetahui bahwa ayahnya sebagai Raja Pengging ditaklukkan oleh Prabu Baka. Maka, berangkatlah pemuda sakti ini menuju kerajaan Baka di daerah Prambanan dekat Kalasan. Dengan kesaktiannya ia mengacaukan pasukan Prabu Baka dan menguasai kerajaan itu. Bahkan, ia berhasil membunuh Prabu Baka dengan tangannya sendiri. Hal ini membuat sedih hati Roro Jonggrang, putri Prabu Baka. Dalam hati ia bertekad untuk membalaskan kematian ayahnya. Saat melihat kecantikan Roro Jonggrang, tertariklah hati Bandung Bandawasa. “Jonggrang, kau gadis cantik, aku takut senjata akan melukai kulit dan wajahmu yang halus,” kata Bandung Bandawasa. “Maka, janganlah kita berperang karena kau tak mungkin bisa mengalahkanku.” Dalam hati Roro Jonggrang mengakui bahwa ia tak mungkin bisa mengalahkan pemuda sakti ini. “Lalu apa keinginanmu?” “Saat melihatmu aku sangat tertarik oleh kecantikanmu. Maka aku ingin mem...

Resume Legenda "Gunung Tangkuban Perahu"

Gambar
Resume Legenda "Gunung Tangkuban Perahu"--- Cerita ini dimulai dari Sangkuriang yang pergi meninggalkan ibunya karena kepalanya dipukul dengan centong (alat penyendok nasi). Ia pergi ke arah timur dengan harapan tiada akan jumpa lagi dengan ibunya. Dalam mengembara itu, Sangkuriang berguru kepada siapa saja yang dianggapnya sakti. Akhirnya, Sangkuriang menjadi seorang pemuda perkasa. Setelah lama berkelana tanpa disadarinya Sangkuriang telah sampai di tempat semula. Ia bertemu dengan seorang wanita muda cantik. Sangkuriang jatuh cinta dan ternyata wanita tersebut tidak bertepuk sebelah tangan. Pada suatu hari, ketika mereka berdua sedang santai dengan tidak disengaja wanita tersebut (Dayang sumbi) melihat bekas luka di kepala. Ketika ditanya Sangkuriang menjawab bahwa itu bekas luka karena dipukul ibunya dengan centong. Dayang Sumbi menjadi yakin bahwa pemuda itu tiada lain adalah anak kandungnya sendiri. Dayang Sumbi berniat menolak Sangkuriang, tetapi tidak berani. Sebalik...

Mengenal Jenis Sastra Klasik: Pantun Anak-anak dan Contohnya

Gambar
Mengenal Jenis Sastra Klasik: Pantun Anak-anak dan Contohnya --- Pantun anak-anak terbagi dalam tiga jenis: a. Pantun anak-anak jenaka Contoh: Sungguh elok asam belimbing Tumbuh dekat limau lungga Sungguh elok berbibir sumbing Walaupun marah tertawa juga Pohon padi daunnya tipis Pohon nangka berbiji lonjong Kalau Budi suka menangis Kalau tertawa giginya ompong b. Pantun anak kedukaan Contoh: Senagin lauk rang tiku Diatur dengan daun pandan Menangis anak duduk di pintu Melihat ayah pergi berjalan Luruskan jalan ke Payakumbuh Kayu jati bertimpal jalan Dimana hati takkan rusuh Ibu mati bapak berjalan. c. Pantun anak teka-teki Contoh: Taruhlah puan di atas pati Benang sutra dilipat jangan Kalau tuan bijak bestari Binatang apa susu delapan Bunga enau kembang belukar Bunga malu penuh berduri Kalau kamu memang pintar Buah apa kulitnya berduri

Mengenal Puisi Klasik Mantra dan Contohnya

Gambar
Mengenal Puisi Klasik Mantra dan Contohnya --- Mantra dianggap sebagai permulaan bentuk sastra klasik. Mantra adalah bentuk puisi lama yang berisikan puji-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau yang dikeramatkan, seperti dewa-dewa, roh, binatang, atau Tuhan. Mantra biasanya diucapkan secara lisan oleh pawang atau dukun sewaktu melaksanakan upacara-upacara tertentu, seperti panen dan berburu. Sewaktu panen, menangkap ikan, berburu, ataupun mengumpulkan hasil-hasil hutan, orang-otang dulu membujuk hantu-hantu yang baik dan mengusir hantu-hantu yang jahat dengan menggunakan mantra-mantra. Misalnya, untuk menangkap buruannya dengan mudah ketika berburu rusa, mereka mengucapkan mantra: Sirih lunar pinang lunar Terletak di atas penjuru Hantu buta, jembalang buta Aku mengangkatkan jembalang rusa. Ketika berburu rusa tersebut, mereka sering kali harus berhadapan dengan binatang buas, penghuni hutan rimba, seperti harimau atau ular. Untuk itu, mereka membaca mantra: Hai si ganipar alam. Gegap...

Mengenal Sastra Klasik: Karmina (Pantun Kilat)

Gambar
Mengenal Sastra Klasik: Karmina (Pantun Kilat) --- Pantun kilat atau karmina ialah pantun yang terdiri atas dua baris: baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isinya. Contoh: : Gendang gendut, tali kecapi Kenyang perut, senanglah hati Pinggan tak retak, nasi tak ingin Tuan tak hendak, kami tak ingin Sudah gaharu, cendana pula. Sudah tahu, bertanya pula

Bentuk-bentuk Karya Sastra Klasik

Gambar
Bentuk-bentuk Karya Sastra Klasik -- 1. Berbentuk Puisi Sastra klasik yang berbentuk puisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Mantra b. Pantun c. Pantun Berkait d. Talibun e. Pantun Kilat (Karmina) f. Gurindam g. Syair h. Seloka i. Ruba'i j. Kit'ah k. Nazam l. Gazal m. Masnawi 2. Berbentuk Prosa a. Bidal b. Hikayat c. Sejarah (Tambo) d. Dongeng e. Kisah

Tata Wajah (Tipografi) dalam Puisi

Gambar
Tata Wajah (Tipografi) dalam Puisi--- Tipografi (tata wajah) merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, namun berbentuk bait. Dalam puisi-puisi kontemporer, seperti karya-karya Sutardji Calzoum Bachri, tipografi dipandang begitu penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata.

Ciri-ciri Sastra Klasik

Gambar
Secara umum, sastra klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Penyebarannya dilakukan secara lisan (oral), dari mulut ke mulut.  Pengembangannya statis, perlahan-lahan, serta terbatas kepada kelompok-kelompok tertentu.  Pengarang umumnya tidak diketahui (anonim).  Berkembang dalam banyak versi akibat cara penyebarannya yang disampaikan secara lisan.  Ditandai ungkapan-ungkapan klise (formulazired). Misalnya, menggambarkan kecantikan seorang putri dengan ungkapan seperti bulan empat belas, menggambarkan kemarahan seorang tokoh dengan ungkapan seperti ulat berbelit-belit.  Berfungsi kolektif yaitu sebagai media pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.  Bersifat prologis, yakni mempunyai lokasi tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.  Merupakan milik bersama dari kolektif tertentu.