Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Rumusan Indikator Materi Teks Prosedur (KD 3.5, KD 4.5, KD 3.6, dan KD 4.6)

Gambar
KD 3.5 Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar Indikator: Menentukan ciri umum teks prosedur pada teks yang dibaca/didengar. Mendaftar kata/kalimat sebagai ciri teks prosedur pada teks yang dibaca/didengar. Menentukan jenis teks prosedur pada teks yang dibaca/didengar. KD 4.5 Menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar Indikator: Meringkas urutan isi teks prosedur Menjawab pertanyaan isi teks prosedur Mendemonstrasikan cara melakukan suatu pekerjaan dari simpulan teks yang didengar KD 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang di

Siswa Terbaik Bulan Ini (September 2017)

Gambar
Siswa Terbaik Bulan Ini (September 2017)-- Sebagaimana bulan-bulan sebelumnya, siswa terbaik dipilih dari kelompok terbaik bulan ini berdasarkan banyaknya perolehan bintang keaktifan kalian di kelas. Keaktifan di kelas yang dimaksud di sini meliputi: - kemampuan bertanya - kemampuan menjawab - kemampuan membahas masalah/topik - kemampuan menjelaskan topik yang dibahas - kekompakan kelompok - sikap/ perilaku/ ucapan di kelas saat pembelajaran berlangsung dan sebagainya Kriteria Pemilihan siswa terbaik: - Berasal dari kelompok terbaik - Memiliki nilai tertinggi secara individu di kelompoknya (Kelompok terbaik ditentukan berdasarkan jumlah bintang terbanyak yg dikumpulkan masing2 kelompok) Berikut yang terpilih adalah: Kelas 8: Kelompok 1 atas nama Nadya Atalis dengan nilai 84 kelas 9: Kelompok 2 a.n. Adhita Ika Rahmawati dengan nilai 84 Selamat buat yang terpilih.........

Foto Barang Peninggalan Korban G30S/PKI

Gambar
B erikut ini adalah gambar-foto barang-barang peninggalan 10 Pahlawan Revolusi yang merupakan korban G 30 S-PKI yang tersimpan di musium Pancasila Sakti, merupakan salah satu rentetan sejarah kebiadaban PKI yang terdokumentasi paling baik karena terjadi di ibu kota Jakarta. Gerakan G 30 S/PKI merupakan gerakan makar berskala Nasional yang terblowup secara global dengan rangkaian peristiwa kilat yang terkoordinasi sangat baik dan menorehkan peristiwa yang sangat dramatis, karena melibatkan para tokoh dan petinggi penting angkatan bersenjata/ TNI sebagai korban, hal ini menimbulkan kobaran kemarahan rakyat. Sehingga gerakan-gerakan anti PKI menggelora hampir di seluruh tanah air. Korban penculikan dan pembunuhan G 30 S/PKI adalah merupakan tokoh-tokoh penting pengambil keputusan angkatan bersenjata di pusat pemerintahan, tampaknya PKI hendak menjadikan moment gerakan ini sebagai gong senjata pamungkas gerakan makar mereka kepada tanah air, namun apa daya justru karma dan kuasa Allah maha

Inilah Hasil Otopsi Tujuh Jenderal Korban Pemberontakan G30S/PKI

Gambar
G erakan 30 September/PKI, disingkat G30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta. Adapun dalam peristiwa Pemberontakan G30S/PKI tersebut, tujuh pejabat tinggi militer dibunuh, dengan hasil otopsi sebagai berikut : 1. Achmad Yani - Luka Tembak masuk: 2 di dada kiri, 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di garis pertengahan perut, 1 di perut bagian kiri bawah, 1 perut kanan bawah, 1 di paha kiri depan, 1 di punggung kiri, 1 di pinggul garis pertengahan. - Luka tembak keluar: 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di punggung kiri sebelah dalam. - Kondisi lain: sebelah kanan bawah garis pertengahan perut ditemukan kancing dan peluru sepanjang 13 mm, pada punggung kanan iga kedelapan teraba anak peluru di bawah kulit. Ibu S

Begini Cerita Eks Marinir Saat Evakuasi Korban G30S/PKI dari dalam Sumur

Gambar
"T jita-tjita perdjoeangan kami untuk menegakkan kemurnian Pantjasila tidak mungkin dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini. Lubang Buaya 1 Oktober 1965". Sebaris kalimat itu menjadi pembuka film G 30 S/PKI yang diucapkan dengan suara bergetar. Kata-kata itu diambil dari sebuah kalimat yang tertulis dalam batu nisan di atas sumur Lubang Buaya, Jakarta Timur. Di sumur berdiameter 75 senti meter dan kedalaman 12 meter itulah pada 1 Oktober 1965 jenazah 6 jenderal TNI AD dan satu perwira menengah dikubur oleh sebuah gerakan yang menamakan dirinya Gerakan 30 September. Gerakan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung. Ketujuh jenazah itu sengaja dimasukkan ke dalam sumur untuk menghilangkan jejak. Namun dua hari kemudian tepatnya 3 Oktober 1965, atas laporan dari Agen Polisi Dua Sukitman TNI AD berhasil menemukan sumur tersebut. Tapi pasukan RPKAD yang dipimpin Letnan Sintong Panjaitan tak kuasa melakukan evakuasi. Selain hari mulai gelap, perlengkapan pun amat terba

Kesaksian Anak-anak Pahlawan Revolusi yang Ayahnya Dibantai PKI

Gambar
J umat, dini hari, 30 September 1965. Rangkaian adegan itu masih bergerak perlahan di kepala mereka. Itulah terakhir kali mereka melihat ayahanda masing-masing: meninggalkan rumah, bersama pasukan berseragam Cakrabirawa. Mereka, anak-anak Pahlawan Revolusi, masih remaja. Tapi, empat puluh dua tahun berselang, trauma belum juga pergi. Mereka merasa D.N. Aidit bertanggung jawab atas kejadian berdarah di malam mengerikan itu, tapi mereka sepakat tidak membalas dendam. Sebaliknya, mereka membentuk Forum Silaturahmi Anak Bangsa, guna mencari kebenaran di balik peristiwa itu. Berikut ini tanggapan anak-anak Pahlawan Revolusi tentang kejadian itu, juga tentang D.N. Aidit. Amelia Achmad Yani Amelia, putri ketiga Letnan Jenderal Achmad Yani, masih berusia 16 tahun. Ia menyaksikan sejumlah tentara Cakrabirawa bersenjata lengkap menghabisi nyawa ayahnya pada pagi buta di rumah mereka di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Amelia, kini 58 tahun, semula tidak tahu persis siapa dalang pembunuhan

G30S/PKI: Ini Kesaksian Putra Sutoyo S. Mengenai Penculikan Ayahnya

Gambar
M asih segar dalam ingatan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Agus Widjojo peristiwa mencekam yang dialami keluarganya pada 1 Oktober 1965. Sekitar pukul 03.00 dini hari, rumahnya digedor pasukan bersenjata. Ayahnya, Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo dibawa pergi dan tak pernah kembali lagi. Agus yang masih remaja dan duduk di bangku SMA tak benar-benar memahami peristiwa yang dilakukan Gerakan 30 September. Pascakehilangan ayah, dia berupaya mandiri dan melanjutkan sekolah tanpa membebani keluarga. Berikut wawancara wartawan CNNIndonesia.com, Prima Gumilang dan Suriyanto, dengan Agus di ruang kerjanya di Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Jumat (30/9). Seperti apa situasi saat terjadi peristiwa penculikan 1 Oktober 1965 di rumah Anda? Saat itu kami sekeluarga ada di rumah. Kami hanya punya dua kamar, orang tua saya di kamar depan dan saya di kamar belakang. Kebetulan jalan di samping rumah sedang terbuka lebar karena garasi direnovasi. Sehingga mereka datang dan bisa langsun

Rumusan Indikator Materi Teks Narasi (Cerita Fantasi) KD 3.3 dan 4.3 serta KD 3.4 dan 4.4

Gambar
KD 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar. Indikator: menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang dibaca/didengar. menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/ didengar. KD 4.3 Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita fantasi) yang didengar dan dibaca. Indikator: menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi menyimpulkan urutan cerita fantasi menceritakan kembali cerita fantasi, isi cerita fantasi secara lisan/ tulis KD 3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita fantasi) yang didengar dan dibaca. Indikator: merinci struktur cerita fantasi menyimpulkan karakteristik bagian-bagian pada struktur cerita fantasi (orientasi,komplikasi, resolusi) menelaah hasil melengkapi cerita fantasi dari segi struktur cerita fantasi memperbaiki cerita fantasi dari segi diksi dan kalimat dialog, kesalahan tanda baca. mengomentari cerita fantasi da

Rumusan Indikator Materi Teks Deskripsi (KD 3.1, KD 4.1, KD 3.2, dan KD 4.2)

Gambar
KD 3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. Indikator: Menentukan ciri umum teks deskripsi dari segi isi dan tujuan komunikasi pada teks yang dibaca/didengar. Menentukan ciri teks deskripsi dari aspek kebahasaan pada teks yang dibaca/didengar. Menentukan jenis teks deskripsi pada teks yang dibaca/didengar. KD 4.1 Menentukan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca. Indikator: Memetakan isi teks deskripsi (topik dan bagian-bagiannya) Menjawab pertanyaan isi teks deskripsi KD 3.2 Menelaah struktur dan unsur kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. Indikator: Merinci bagian-bagian struktur teks deskripsi menentukan bagian identifikasi dan deskripsi bagian pada teks

Anggap Film G30S/PKI Amburadul, Sukmawati: Itu Pesanan Rezim Soeharto

Gambar
R encana pemutaran film Pemberontakan G30S/PKI yang menjadi polemik di publik turut dikomentari oleh putri presiden pertama Soekarno, Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri. Sukmawati menilai, film yang hendak diputar oleh jajaran TNI ini tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Hal tersebut diketahuinya saat berbincang dengan penulis naskah, Arifin C Noer. “Film G30S/PKI itu main-main dan amburadul. Saya kenal baik dengan Arifin C Noer, karena kita teman main di TIM,” kata Sukmawati dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (19/9/2017). Sukmawati yang juga seorang seniman ini mengatakan, pembuatan film bertemakan sejarah tidak bisa dibuat sembarangan. Film bertema sejarah harus berdasarkan fakta yang akurat dan dibuat dengan sedetail mungkin. Hal tersebutlah yang dinilai tak terlihat pada film garapan Arifin. Namun, saat berbincang dengan penulis cerita, Sukmawati memahami kesulitan yang dihadapi rekan sejawatnya tersebut. Bahkan, dari pengakuan Arifin kepada Sukmawati, ada tekanan d

Integritas Arifin C Noer: Pengkhianatan G30S PKI Film Sampah?

Gambar
O Oleh: Djoko Edhi Abdurrahman Saya ada di Studio 41 Tendean Jakarta waktu film "G 30 S /PKI" dibuat oleh Arifin C Noor. Saya sempat menjadi Direktur Litbang Studio 41 sampai Dirut Studio 42 Mas Edy meninggal 2000. Dan Direktur Perum Pusat Film Negara (PPFN) G. Dwipayana juga meninggal. Saya Wakil Sekretaris LPBH PBNU saat ini, tapi belum pernah dengar karir maupun kompetensi Imam Azis yang di PBNU mengurus kebudayaan, yang kemarin menyatakan film "G 30 S/ PKI" film sampah. Apalagi bikin film. PBNU sendiri belum pernah bikin film yang sutradaranya dari PBNU. Saya baca Imam Azis yang juga di PBNU, mencaci maki film "G 30 S / PKI" yang disutradarai cineas Arifin C Noor sebagai film horor murahan di seantero medsos. Bukan budayawan, bukan film maker, bukan cineas, mencaci maki karya orang lain. Bagaimana membacanya ini bro Imam? Perlu diketahui, Studio 41 dan film G 30 S / PKI Film G 30 S / PKI dirilis tahun 1984. Produsernya adalah PPFN (Perum Pusat Film Neg

Kivlan Zen Buktikan Keterlibatan PKI di Kudeta 1965

Gambar
M ayor Jenderal Purnawirawan, Kivlan Zen, menyatakan bahwa Partai Komunis Indonesia alias PKI terlibat dalam kudeta di tragedi 1965. Menurut Kivlan, bukti nyata bahwa PKI terlibat dalam kudeta 1965 ialah, salah satu komandan Cakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri, mengeluarkan pernyataan mengambil alih pemerintahan dengan membentuk Dewan Revolusi dan membubarkan Kabinet Dwikora yang dibentuk Presiden Soekarno. Untung kudeta, Dewan Revolusi dan Kabinet Dwikora. Itu kudeta, itu pernyataan itu jelas dia mengambil alih pemerintahan,” kata Kivlan Selasa, 19 September 2017. Selain itu, menurut Kivlan, bukti lain bahwa PKI ingin mengkudeta melalui pemberontakan ialah adanya senjata yang sengaja disimpan dan digunakan ketika mengalami kekalahan. Saya tahu, senjata itu sudah ada, perintah dari sekjennya semua senjata itu sudah siap. Disimpan dan digunakan saat kalah,” kata Kivlan. Kivlan menceritakan, pada tahun 1965, dia sedang berada di Jakarta, dan saat PKI kalah di Jakarta, Untung lari ke Solo

Kisah Sumur-sumur Tua Jadi Saksi Kebiadaban PKI Membantai Ulama dan Santri

Gambar
K ekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap ulama dan tokoh-tokoh agama bukanlah sekadar kisah fiksi. Peristiwa kelam yang terjadi di Madiun 69 tahun silam menjadi salah satu catatan kelam bangsa ini. Peristiwa Madiun 1948 dan pemberontakan G30SPKI 1965 tidak diragukan menjadi bukti betapa dahsyatnya ancaman komunisme di Indonesia. Sejarah mencatat bahwa Peristiwa Madiun 1948 dilakukan anggota PKI dan partai-partai kiri lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama Front Demokrasi Rakyat (FDR). Pemberontakan PKI Madiun 1948 diawali dengan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada masa itu. Penyebab jatuhnya kabinet Amir akibat kegagalannya pada perundingan Renville yang merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya, 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR). Organisasi ini didukung oleh Pemuda Sosialis Indonesia, Partai Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Mereka melancarkan propaganda anti pemerint

Keluarga Jenderal Ahmad Yani Tak Setuju Rencana Pembuatan Film G30S/PKI Versi Milenial

Gambar
K eluarga Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani tidak sepakat dengan rencana usulam revisi/ pembuatan film Penumpasam Penghianatan G30S/PKI versi milenial. Menurut keluarga, pembuatan film versi terbaru tentang pemberontakan dan kekejaman PKI hanya akan memutar balikan fakta sejarah. Sehingga, wacana tersebut seharus dipertimbakan lagi karena film buatan tahun 1984 tersebut sudah sesuai fakta yang ada. Diketahui memang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan untuk film G30S/PKI dibuat dan dikemas untuk penonton kaum milenial. "Presiden sempat bilang filmnya mau diperbaharui/dibuatkan versi milenial, mau diperbaruan apanya. Itu sejarah kok. Sejarah tidak usah diputar balik. Kalau film mau diganti engga usah lah," tegas Untung Yani putra ke 7 Jenderal Ahmad Yani kepada Tribunnews di museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani, di Jalan Lembang No.58, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/9/2017). Untung kembali menegaskan bahwa wacana pembuatan ulang film G30S/PKI

Terkait Rencana Pemutaran Film G30S/PKI, Ini Kata Kak Seto

Gambar
T erkait rencana pemutaran film Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI mendapat perhatian Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto. Perhatian Kak Seto disampaikannya lewat rilis yang melalui Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau, Esther Yuliani, Selasa (19/9/2017). Baca: Tragis, Ini Ritual Supriyanto Sebelum Tewas Diterkam Buaya Sungai Muara Jawa Kak Seto menuliskan, tidak mudah kiranya untuk pukul rata melarang atau pun mengizinkan anak menonton film tersebut (G30S/PKI). Sebab, anak adalah individu berusia 0 hingga sebelum 18 tahun. Individu berumur 4 tahun dan 17 tahun, walau sama-sama berusia anak, namun punya dinamika psikologis yang berbeda jauh satu sama lain. Kesiapan mereka untuk menonton suatu film pun berbeda satu dan lainnya. Tambahan lagi, film Pengkhianatan G 30 S berangkat dari kisah nyata tentang peristiwa sejarah. Tema historis tersebut memang sudah sepantasnya diketahui generasi muda. Mari kita menepi sebentar dari sisi ad

Kesaksian Catherine, Puteri D.I.Panjaitan, tentang Adegan Membasuh Wajah dengan Darah Ayahnya dalam Peristiwa G30S/PKI

Gambar
P eristiwa 30 September 1965 menjadi salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia. Bagi anda yang lahir di tahun 1980-an, tentu masih ingat dengan film Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI? Selama masa kepresidenan Soeharto, film berkisah penculikan serta pembunuhan tujuh jenderal revolusi itu selalu diputar pada 30 September oleh Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Satu korban yang menjadi sasaran pembantaian adalah Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan atau D.I. Panjaitan. Dan putrinya, Catherine Panjaitan, menjadi saksi mata penculikan itu. Pada majalah Tempo edisi 6 Oktober 1984, Catherine menceritakan kejadian malam berdarah itu. Ingatan itu tertuang dalam tulisan berjudul, Kisah-kisah Oktober 1965. Bagi Anda yang sempat menonton filmnya pasti melihat adegan putri D.I Panjaitan membasuhkan darah sang ayah ke mukanya. Tapi benarkah Chaterine melakukan hal itu? “Saya melihat kepala Papi ditembak dua kali,” Catherine mengisahkan. “Dengan air

Kisah Rumitnya Memerankan DN Aidit dalam Film G30S/PKI

Gambar
F ilm pemberontakan G30S/PKI belakangan banyak dibicarakan selepas ada rencana pemutaran kembali film yang sejak 1998 sudah tak ditayangkan secara serentak di stasiun televisi tersebut. Banyak hal yang diperdebatkan mengenai film yang diproduksi pada tahun 1984 itu, salah satunya adalah adegan yang menampilkan D.N Aidit, Ketua CC Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada film tersebut, ada sebuah adegan yang menggambarkan Aidit merokok saat menggelar rapat. Adegan ini menuai banyak protes, salah satunya dari Ilham Aidit, putra DN Aidit. Ilham yang hadir di diskusi ILC, TV One Selasa (19/9/2017) mempersoalkan adegan itu, pasalnya dia meyakini jika ayahnya bukanlah seorang perokok. Ia menyoalkan di film itu yang digambarkan bahwa Aidit adalah perokok berat dan asap mengepul tebal saat ayahnya memimpin rapat. Padahal, Ilham pernah mendapat kisah bagaimana ayahnya pernah batuk-batuk saat diminta para petinggi partai merokok ketika rapat. “Pakar-pakar itu mem-bully Aidit,” kata Ilham Aidit. Berd

Inilah Klarifikasi Goenawan Mohamad Soal Keterkaitannya Dengan Film G30S/PKI

Gambar
N ama Goenawan Mohamad ikut disentil terkait hebohnya pro-kontra Film Pengkhianatan G30S/PKI. Dia disebut-sebut orang yang merekomendasikan nama Arifin C Noor kepada Direktur Perum Pusat Film Negara (PPFN) G. Dwipayana untuk menggarap film tersebut. Benarkah demikian? Lewat tulisan yang diunggah di Facebooknya, wartawan senior ini memberikan penjelasan lengkap. Berikut tulisan seutuhnya FILM ITU Saya punya hubungan sejarah selintas dengan film yang kini dihebohkan itu, "Pengkhianatan G30S". Dimulai dengan lari pagi. Secara reguler, beberapa tahun sebelum film itu dibuat, saya berlatih marathon atau semi marathon di sekitar Gelora Bung Karno. Di sana juga saya sering bertemu dengan G. Dwipayana -- Mas Dipo -- seorang pelari yang fanatik. Pada suatu ketika, ketika kami beristirahat di bawah bayang-bayang bangunan besar itu, Mas Dipo bertanya: "Kamu tahu sutradara film yang bagus?" Dia bilang Perusahaan Film Negara akan membuat sebuah film (tak disebutkan film apa). &q

Ini Kata Jajang C. Noer, Istri Sutradara Film "Penumpasan Pengkhianatan G30 S/PKI"

Gambar
J ajang C. Noer, istri Sutradara film G30 S/PKI, Arifin C. Noer, membantah jika pembuatan film tersebut diawasi atau dikontrol oleh rezim Orde Baru. "Tapi tak benar kami diawasi," ujar Jajang dalam diskusi di ILC, TV One, Selasa (19/9) malam. Jawaban Jajang sekaligus menjawab beragam spekulasi yang beredar jika film itu diawasi dengan ketat. Jajang mengakui film itu memang pesanan dari pemerintah. Selain Arifin ada satu lagi calon sutradara yakni, Teguh Karya. "Memang pesanan dari pemerintah yang sebelumnya telah bertanya ke mas Gunawawn (GM), GM bilang sutradaya ada Teguh Karya dan Jajang C Noer. Lalu pak Dipa pilih Jajang," ujarnya. Suaminya, kata Jajang, membuat film itu dengan kecintaannya terhadap negeri ini. Hanya saja, ia tak menyangka jika film tersebut jadi propaganda yang wajib ditonton paksa. "Mas Arifin tak mungkin mengerjakan sesuatu yang tak ia yakini," ujarnya seperti dilansir republika. Penulis buku 'Film, Ideologi, dan Militer: H

Ade Irma Suryani, Bocah TK yang Jadi Korban G 30 S/PKI

Gambar
Keterangan foto: Ade Irma dan Piere Tendean G erakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Selama setengah abad, perjalanannya sudah menjadi sejarah hitam di Indonesia. Sejak peristiwa 30 September tahun 1965 lalu, sampai sekarang masih menyisakan luka di antara kita. Sosok anak kecil tanpa dosa, yang masih berusia lima tahun ikut menjadi korban tragedi memilukan sepanjang sejarah Indonesia. Seorang bocah TK yang tidak tahu apa-apa, meninggal sebagai tameng sang Ayah ketika gelap malam mengintai kediaman mereka. Yah dialah Ade Irma Suryani Nasution, putri Jenderal A.H Nasution yang meninggal di peristiwa G30S PKI. Bocah kelahiran 19 Februari 1960 itu tertembak oleh gerombolan G30S PKI untuk melindungi ayahnya. “Pak Nasution, beliau di Bandung, sudah tiga hari di Bandung. Kalian datang kesini cuma untuk membunuh anak saya!” Itu adalah kalimat epik yang dilontarkan Johana Sunarti, istri Jenderal Nasution saat rumahnya disatroni pasukan Tjakrabirawa. Dalam adegan itu, Sunart