Menyunting Ejaan | EJAAN YANG BENAR (KATA BAKU)
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan kita di nusantara yang terdiri atas berbagai suku dan budaya ini. Tidak hanya dari unsur bahasa daerah, Bahasa Indonesia juga banyak menyerap kata-kata yang berasal dari bahasa asing, terutama B.Arab, B.Inggris, dan B.Belanda (negeri yang pernah menjajah kita).
Berikut beberapa kata yang "tenar" digunakan namun sering disalahkaprahkan sehingga bentuk yang benar (baku sesuai EYD) dianggap salah, dan yang salah dianggap benar.
FOTOKOPI
Diserap dari B.Inggris "photo copy". Diserap dengan mengubah ph menjadi f, c menjadi k, dan bunyi py menjadi pi. Penulisannya diserangkaikan untuk membedakannya dengan foto (gambar) kopi (minuman).
KREATIF
Berasal dari B.Ingris "creative", lalu diserap dengan mengubah gugus konsonan cr menjadi k dan bunyi tive menjadi tif sehingga menjadi kreatif.
KREATIVITAS
Sering disalahartikan dengan bentuk kreatif yang benar (baku), sehingga kata kreatfitas dianggap benar. Padahal kata yang berasal dari serapan bahasa asing, mendapat imbuhan dari bahasa asing pula (-tif, -itas, dsb) bentuknya dikembalikan ke ejaan asalnya kreativ sehingga menjadi kreativitas.
PARAGRAF
Diserap dari B.Inggris "paragraph". Biasanya, gugus konsonan ph berubah menjadi f dalam ejaan B.Indonesia.
SAKSAMA
Merupakan serapan dari bahasa Sansekerta "saksama" dan diserap ke dalam B.Indonesia dengan tetap mempertahankan bentuk sesuai aslinya.
SEKADAR
Banyak orang yang menggunakan kata "sekedar", seolah-olah kata itulah yang baku. Padahal, yang benar adalah sekadar. Bandingkan dengan kata ini: "ala kadarnya", bukan "ala kedarnya".
TEKNOLOGI
Kata teknologi merupakan bentuk yang benar (baku), berasal dari kata B.Inggris: technology ataupun dari B.Belanda: technologie. Penyerapannya dengan cara mengganti gugus konsonan ch menjadi konsonan k dan mengubah bunyi -gy atau -gie menjadi -gi, sehingga terbentuklah kata teknologi.
Sementara ini dulu, selanjutnya, arsip ini akan terus dilengkapi.
Beberapa kata di atas mengambil referensi dari:
Sabariyanto, Dirgo. 2001. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tak Baku?. Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya.
Komentar
Posting Komentar