Di Bawah Lindungan Ka'bah (Sinopsis Bagian ke-2)
Lanjutan sinopsis sebelumnya....
Mendengar penuturan Saleh tersebut, perasaan Hamid bercampur antara perasaan sedih dan gembira. Sedih sebab Zainab menderita fisik dan batin. Gembira karena Zainab mencintainya juga. Artinya cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Karena tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan mamaknya, besar kemungkinan keinginannya untuk bersanding dengan Zainab akan kesampaian. Hamid berencana kembali ke kampung halaman setelah menunaikan ibadah haji terlebih dahulu.
Saleh langsung mengirim surat kepada Rosna, istrinya. Dalam suratnya, dia mnceritakan pertemuannya dengan Hamid. Rosna memberikan surat dari Saleh itu kepada Zainab. Betapa gembiranya hati Zainab mendengar kabar tersebut. Hamid, orang yang paling dicintainya, yang selama ini tidak diketahui keberadaannya, telah dia temukan. Hatinya lega dan bahagia. Semangat hidupnya bangkit kembali dan dia merasa tidak tahan lagi untuk bertemu kembali dengan kekasih hatinya itu. Ia pun menulis surat balasan kepada Hamid. Hamid menerimanya dengan suka cita. Semangatnya untuk menyelesaikan ibadah haji semakin menggelora agar segera bertemu Zainab.
Walau dalam keadaan sakit parah, Hamid tetap berwukuf. Namun setelah wukuf di Padang Arafah yang sangat panas, kondisinya semakin melemah. Nafsu makannya menurun dan suhu badannya pun tinggi.
Melihat keadaan sahabatnya, Saleh tidak sanggup memberitahukan kabar tentang Zainab yang baru saja ia terima dari Rosna. Namun, Hamid mempunyai firasat tentang hal itu. Atas desakan Hamid, Saleh memberitahukan bahwa Zainab telah meninggal dunia. Hati Hamid terpukul mendengar kenyataan tersebut. Hanya dengan keimanan yang kuat, dia masih mampu bertahan hidup. Keteguhan Hamid pada sikap menyempurnakan ibadah haji di Baitullah telah menyebabkan Hamid kehilangan kekasihnya. Zainab meninggal karena sakit-sakitan menahan rindu dalam pingitan.
Keesokan harinya, Hamid tetap memaksakan diri untuk berangkat ke Mina. Namun, dalam perjalanannya, dia jatuh lunglai, sehingga Saleh mengupah orang Baduy untuk memapah Hamid. Setelah acara di Mina, mereka kemudian menuju Masjidil Haram. Setelah mengelilingi Ka'bah, Hamid minta diberhentikan di Kiswah. Sambil menjulurkan tangannya memegang kain Kiswah penutup Ka'bah itu, Hamid beberapa kali bermunajat: "Ya rabbi, ya Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang." Suaranya semakin melemah dan akhirnya berhenti untuk selama-lamanya. Hamid telah meninggalkan dunia yang fana ini di hadapan Kabah, menyusul sang kekasih.
Selesai
Perhatian:
Ini hanya sinopsis, Novel (Roman) karya Buya HAMKA (=Haji Abdul Malik Karim Amarullah) ini akan lebih seru dan mengasyikkan jika kalian baca sendiri novelnya. Rasakan sendiri bagaimana indahnya pergaulan Hamid dan Zainab. Rasakanlah sendiri bagaimana haru-birunya cinta mereka.
Pokoknya, ceritanya pas deh buat jadi rekomendasi bagaimana pergaulan laki-laki dan perempuan yang Islami, sebagaimana yang terungkap oleh Habiburrahman El Shirazy dalam Ayat-ayat Cinta. Selamat membaca.
Pokoknya, ceritanya pas deh buat jadi rekomendasi bagaimana pergaulan laki-laki dan perempuan yang Islami, sebagaimana yang terungkap oleh Habiburrahman El Shirazy dalam Ayat-ayat Cinta. Selamat membaca.
Berikut bonus thriler Film Di Bawah Lindungan Ka'bah:
Video: Youtube
Background image: Google
Komentar
Posting Komentar