Parafrasa Puisi "Negeriku" karya K.H.A. Mustofa Bisri
Parafrasa Puisi "Negeriku" karya K.H.A. Mustofa Bisri-- Parafrasa dapat diartikan sebagai penguraian kembali suatu karangan (puisi) dalam bentuk lain, dengan maksud untuk menjelaskan makna yang tersembunyi.
Tujuan pembuatan parafrasa adalah untuk menyederhanakan pemakaian bahasa seorang pengarang, sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami makna yang terdapat dalam satu teks (puisi). Pembuatan parafrasa akan mempertajam, memperluas, dan melengkapi pemahaman makna yang diperoleh si pembuat parafrasa sendiri.
Negeriku
mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
……………………………………
K.H.A. Mustofa Bisri, 1995
Parafrasa puisi Negeriku adalah sebagai berikut:
Negeriku
(di)mana ada negeri/ (yang) sesubur negeriku?
Sawahnya (yang luas)/ tak hanya menumbuhkan
padi, tebu, dan jagung/
tapi (sekarang) juga (berdiri) pabrik/, tempat
rekreasi, dan gedung/ (yang merupakan)/
perabot-perabot (untuk) orang kaya di dunia/
dan burung-burung indah piaraan mereka/
(juga) berasal dari hutanku/
ikan-ikan pilihan yang (telah) mereka santap/
bermula dari lautku (yang luas)/
emas dan perhiasan (yang) mereka (pakai)/
(juga) digali dari tambang (di tanah)ku/
air bersih yang mereka minum (pun)/
(ternyata) bersumber dari keringatku/
.........................................
Kedua bait puisi di atas berisi pujian, tapi juga sekaligus merupakan caci maki atas keadaan negeri si aku. Pada awalnya penyair melukiskan sawah-sawah yang subur, tapi ternyata di sana sudah berubah fungsi, bukan untuk menanam padi, tebu, jagung, namun sudah dijadikan lahan untuk membangun gedung, pabrik, tempat rekreasi untuk orang kaya. Burung, ikan, emas, dan perhiasan pun diambil dari negeri si aku. Bahkan air bersih yang mereka minum pun dari hasil keringat si aku.
Tujuan pembuatan parafrasa adalah untuk menyederhanakan pemakaian bahasa seorang pengarang, sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami makna yang terdapat dalam satu teks (puisi). Pembuatan parafrasa akan mempertajam, memperluas, dan melengkapi pemahaman makna yang diperoleh si pembuat parafrasa sendiri.
Negeriku
mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
……………………………………
K.H.A. Mustofa Bisri, 1995
Parafrasa puisi Negeriku adalah sebagai berikut:
Negeriku
(di)mana ada negeri/ (yang) sesubur negeriku?
Sawahnya (yang luas)/ tak hanya menumbuhkan
padi, tebu, dan jagung/
tapi (sekarang) juga (berdiri) pabrik/, tempat
rekreasi, dan gedung/ (yang merupakan)/
perabot-perabot (untuk) orang kaya di dunia/
dan burung-burung indah piaraan mereka/
(juga) berasal dari hutanku/
ikan-ikan pilihan yang (telah) mereka santap/
bermula dari lautku (yang luas)/
emas dan perhiasan (yang) mereka (pakai)/
(juga) digali dari tambang (di tanah)ku/
air bersih yang mereka minum (pun)/
(ternyata) bersumber dari keringatku/
.........................................
Kedua bait puisi di atas berisi pujian, tapi juga sekaligus merupakan caci maki atas keadaan negeri si aku. Pada awalnya penyair melukiskan sawah-sawah yang subur, tapi ternyata di sana sudah berubah fungsi, bukan untuk menanam padi, tebu, jagung, namun sudah dijadikan lahan untuk membangun gedung, pabrik, tempat rekreasi untuk orang kaya. Burung, ikan, emas, dan perhiasan pun diambil dari negeri si aku. Bahkan air bersih yang mereka minum pun dari hasil keringat si aku.
Komentar
Posting Komentar