Pantun Berkait (Seloka)
Pantun Berkait (Seloka)-- Kata seloka diambil dari bahasa Sanskerta, sloka. Seloka merupakan bentuk puisi
Melayu Klasik berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan. Biasanya, seloka ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair. Kadang-kadang, ada juga seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Apa bedanya dengan Pantun Empat Baris? Bedanya, dalam pantun berkait, antara bait satu dengan bait berikutnya selalu berkaitan.
Ciri-Ciri Seloka
- Tiap bait terdiri 2 baris panjang.
- Tiap baris terdiri atas 18 suku kata (2 x 9 suku kata)
- Isi bait satu dengan bait berikutnya saling berhubungan
- Tidak terikat oleh persajakan.
- Isinya berupa petuah.
- Baris ke-2 pada bait terdahulu menjadi baris ke-1 pada bait berikutnya dan baris ke-4 pada bait terdahulu menjadi baris ke-3 pada bait berikutnya.
Contoh:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera di hutan disusui
Melayu Klasik berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan. Biasanya, seloka ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair. Kadang-kadang, ada juga seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Apa bedanya dengan Pantun Empat Baris? Bedanya, dalam pantun berkait, antara bait satu dengan bait berikutnya selalu berkaitan.
Ciri-Ciri Seloka
- Tiap bait terdiri 2 baris panjang.
- Tiap baris terdiri atas 18 suku kata (2 x 9 suku kata)
- Isi bait satu dengan bait berikutnya saling berhubungan
- Tidak terikat oleh persajakan.
- Isinya berupa petuah.
- Baris ke-2 pada bait terdahulu menjadi baris ke-1 pada bait berikutnya dan baris ke-4 pada bait terdahulu menjadi baris ke-3 pada bait berikutnya.
Contoh:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera di hutan disusui
Komentar
Posting Komentar