Tukang Bubur Naik Haji The Series: Sinetron Terfavorit Panasonic Gobel Award 2013, Pantaskah?
Tukang Bubur Naik Haji The Series: Sinetron Terfavorit Panasonic Gobel Award 2013, Pantaskah?--
DESKRIPSI
Tukang Bubur Naik Haji The Series merupakan sebuah sinetron yang ditayangkan di RCTI setiap hari di jam prime time (19.00 WIB atau berubah-ubah). Sinetron ini diproduksi oleh SinemArt, pertama kali ditayangkan pada tanggal 28 Mei 2012, dan sampai saat ini masih terus berjalan. Pemainnya antara lain ialah Mat Solar, Uci Bing Slamet, Citra kirana, Andi Arsyil Rahman, Aditya Herpavi Rachman, Latief Sitepu, dan masih banyak lagi. Sinetron ini terus mengalami peningkatan rating meski tokoh utama sudah tidak kelihatan lagi.
Pada tanggal 27 Februari 2013, sinetron ini mampu melewati sinetron Anugerah dengan 473 episode, hingga saat ini, sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series termasuk jajaran Sinetron Terpanjang di Indonesia.
SINOPSIS
Cerita keseluruhan Tukang Bubur Naik Haji seperti menonton kehidupan masyarakat sehari-hari, yang di dalamnya termasuk perilaku kita sendiri. Kita yang seolah-olah seorang dermawan sejati, padahal sebenarnya kita sangat mengharapkan pujian orang. Sebenarnya ada kecenderungan kita ingin pamer. Bagaimana kita selalu berpenampilan suci, padahal apa yang kita lakukan seringkali keji. Bahkan kepada orang yang pernah menolong kita sekalipun. Kepalsuan-kepalsuan yang hanya kita sendiri yang tahu, selalu membuat kita tersenyum jengah. Kesemuanya disajikan secara manis dan lucu dalam serial ini.
Ada tokoh Bang Sulam yang penyabar, selalu tersenyum, ia memiliki usaha bubur ayam. Berkat ketekunan dan keikhlasannya, akhirnya ia bisa naik haji dan memperbesar usaha bubur ayamnya. Bang Sulam tinggal bersama Rodiah (Uci Bing Slamet) istrinya, dan Emak (Nani Wijaya).
Tetangga Bang Sulam, H. Muhidin (Latief Sitepu) dan Hj. Maemunah , entah mengapa selalu memusuhi keluarganya. Bahkan anak mereka, Rumanah (Citra Kirana) dilarang berhubungan dengan Robby (Andi Arsyil), adik ipar Bang Sulam. Fitnah-fitnah tentang keluarga Bang Sulam pun berdatangan.
TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES, ISLAMIKAH?
Tukang Bubur Naik Haji The Series di-klaim sebagai sinetron Islami. Benarkah? Nampaknya harus perlu pengkajian yang lebih dalam. Secara kasat mata, sinetron ini tak lebih baik dari "Ketika Cinta Bertasbih (The Series) atau masih jauh jika dibanding dengan "Para Pencari Tuhan". Sayang, keduanya tak masuk nominasi. Yang jadi nominasi justru "Tendangan Si Madun; Si Biang Kerok Cilik; Separuh Aku; Binar, Bening, Berlian."
Boleh dikata, Tukang Bubur adalah sinetron yang di-klaim sebagai sinetron Islami namun dibuat secara tak Islami: pemerannya bebas bersentuhan karena memainkan peran suami-istri (Contoh: Robi dan Rumana), sesuatu yang tak pernah terlihat di "Ketika Cinta Bertasbih".
Konflik cerita yang itu-itu saja, jelas membosankan. Dari segi peran dan ucapan-ucapan tokoh, tak pantas pula dilihat oleh anak-anak.
Berikut pendapat lain yang saya search di Google:
DESKRIPSI
Tukang Bubur Naik Haji The Series merupakan sebuah sinetron yang ditayangkan di RCTI setiap hari di jam prime time (19.00 WIB atau berubah-ubah). Sinetron ini diproduksi oleh SinemArt, pertama kali ditayangkan pada tanggal 28 Mei 2012, dan sampai saat ini masih terus berjalan. Pemainnya antara lain ialah Mat Solar, Uci Bing Slamet, Citra kirana, Andi Arsyil Rahman, Aditya Herpavi Rachman, Latief Sitepu, dan masih banyak lagi. Sinetron ini terus mengalami peningkatan rating meski tokoh utama sudah tidak kelihatan lagi.
Pada tanggal 27 Februari 2013, sinetron ini mampu melewati sinetron Anugerah dengan 473 episode, hingga saat ini, sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series termasuk jajaran Sinetron Terpanjang di Indonesia.
SINOPSIS
Cerita keseluruhan Tukang Bubur Naik Haji seperti menonton kehidupan masyarakat sehari-hari, yang di dalamnya termasuk perilaku kita sendiri. Kita yang seolah-olah seorang dermawan sejati, padahal sebenarnya kita sangat mengharapkan pujian orang. Sebenarnya ada kecenderungan kita ingin pamer. Bagaimana kita selalu berpenampilan suci, padahal apa yang kita lakukan seringkali keji. Bahkan kepada orang yang pernah menolong kita sekalipun. Kepalsuan-kepalsuan yang hanya kita sendiri yang tahu, selalu membuat kita tersenyum jengah. Kesemuanya disajikan secara manis dan lucu dalam serial ini.
Ada tokoh Bang Sulam yang penyabar, selalu tersenyum, ia memiliki usaha bubur ayam. Berkat ketekunan dan keikhlasannya, akhirnya ia bisa naik haji dan memperbesar usaha bubur ayamnya. Bang Sulam tinggal bersama Rodiah (Uci Bing Slamet) istrinya, dan Emak (Nani Wijaya).
Tetangga Bang Sulam, H. Muhidin (Latief Sitepu) dan Hj. Maemunah , entah mengapa selalu memusuhi keluarganya. Bahkan anak mereka, Rumanah (Citra Kirana) dilarang berhubungan dengan Robby (Andi Arsyil), adik ipar Bang Sulam. Fitnah-fitnah tentang keluarga Bang Sulam pun berdatangan.
Sumber: Wikipedia
TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES, ISLAMIKAH?
Tukang Bubur Naik Haji The Series di-klaim sebagai sinetron Islami. Benarkah? Nampaknya harus perlu pengkajian yang lebih dalam. Secara kasat mata, sinetron ini tak lebih baik dari "Ketika Cinta Bertasbih (The Series) atau masih jauh jika dibanding dengan "Para Pencari Tuhan". Sayang, keduanya tak masuk nominasi. Yang jadi nominasi justru "Tendangan Si Madun; Si Biang Kerok Cilik; Separuh Aku; Binar, Bening, Berlian."
Boleh dikata, Tukang Bubur adalah sinetron yang di-klaim sebagai sinetron Islami namun dibuat secara tak Islami: pemerannya bebas bersentuhan karena memainkan peran suami-istri (Contoh: Robi dan Rumana), sesuatu yang tak pernah terlihat di "Ketika Cinta Bertasbih".
Konflik cerita yang itu-itu saja, jelas membosankan. Dari segi peran dan ucapan-ucapan tokoh, tak pantas pula dilihat oleh anak-anak.
Berikut pendapat lain yang saya search di Google:
Diam Diam Sinetron Tukang Bubur Naik Haji MenyesatkanOkelah, favorit di sini bukan berarti harus Islami atau tidak. Masyarakat (pemirsa) yang kebetulan memilih (lewat SMS) juga mungkin sudah muak akan tontonan lain sehingga memilih yang terbaik di antara yang sedang tayang. Atau penentuan nominasi yang perlu diperbaiki?
Oleh: Pemapar Kebathilan, September 2012
... saya sangat kecewa karna senetron yang saya sukai tersebut semakin lama semakin banyak salahnya.
... Secara singkat kesalahan yang sering terjadi,dan boleh dibilang semua perfilman indonesia masih sangat tidak fasih menyebut lafadh lafadh arab,seperti contohnya menyebut "ustadzah" dengan "ustazah","adzan" dengan "azan","ramadlan" dengan "ramadan","dhuhur" dengan "zuhur" dan banyak yang lainnya.
lebih parahnya, tadi malam dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji mengatakan bahwa melakukan Haji bukanlah wajib,akan tetapi hanya lebih baik.
Hal itu sangat salah. Haji itu jelas hukumnya wajib.
Haji adalah rukun islam yang ke5.orang yang belum melaksanakan ibadah haji berarti masih belum sempurna islamnya apabila dia memang sudah mampu melaksanakan haji baik dalam segi ekonomi maupun jasmani.
kewajiban haji itu bisa hilang/tidak mengamal lagi apabila ada unsur ketidak mampuan atau sudah pernah melaksanakannya.
Haji yang kedua,ketiga dan seterusnyalah yang mempunyai hukum sunnah,namun haji yang pertama adalah wajib.
Sedangkan yang dibahas di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji adalah haji yang pertama yang hendak dilakukan oleh pak ustadz di Sinetron Tukang Bubur Naik Haji waktu sedang berdialog dengan si kardun.
Jadi menurut saya,Sinetron Tukang Bubur Naik Haji perlu diperbaiki lagi.(URL: http://pemapar-kebathilan.blogspot.com/2012/09/diam-diam-sinetron-tukang-bubur-naik.html)
Tukang Bubur Naik Haji The Series Mulai Membosankan… :)
Oleh: Hesti Fazrul, 21 Januari 2013
Awal mulanya saya menonton sinetron ini adalah ketika cerita tentang haji Sulam yang mengejar-ngejar haji Muhidin yang menghina Mak nya si haji Sulam… sampai akhirnya keterusan karena konflik yang ada cukup berimbang dan menarik. Cuma pada Desember 2012; sejak tayangan ini semakin booming, malahan ceritanya makin tak menarik lagi bagi saya. Tokoh-tokoh utamanya satu per satu mulai dihilangkan. Pertama hajjah Maemunah…istri haji Muhidin yang super cerewet, suka pamer harta dan sirik pada keluarga haji Sulam dengan cara terbunuh karena dirampok. Tak lama kemudian pemeran paling utamanya haji Sulam dihilangkan dengan cara dalam cerita dia buka cabang warung bubur di Mekkah. Terakhir tokoh Mak yang juga pegang peranan sentral dihilangkan dengan cerita bahwa dia menolong saudaranya yang sakit di Jatinegara.
Saya tidak tahu apakah mereka yang tidak mau lagi menjadi bintang di sinetron itu atau produsernya yang memphk. Kenapa saya mulai bosan? Hal ini adalah karena ceritanya sekarang lebih banyak menampilkan sisi negatif dari tokoh-tokoh antagonis yang dibalut dengan bumbu-bumbu “yang seolah-olah” kebiasaan kebanyakan orang Islam. Dimana sering pemeran protagonis benar-benar tersudutkan dan sulit sekali mengubah mindset mereka yang berpikiran/perbuatan tidak baik. Sekarang sinetron ini hampir sama saja ceritanya dengan sinetron yang diproduksi perusahaan yang satu ini, yang juga banyak ditayangkan di layar televisi kita yaitu cerita kehidupan di lingkungan keluarga betawi yang katanya islami tapi punya tingkah laku tidak islami.(URL: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/01/21/tukang-bubur-naik-haji-the-series-mulai-membosankan--521525.html)
Komentar
Posting Komentar