Episode Terakhir Sinetron "Hanya Tuhan-lah yang Tahu" (6 Agustus 2013)
Episode Terakhir Sinetron "Hanya Tuhan-lah yang Tahu" (6 Agustus 2013)-- Malam ini, perjuangan Ustad muda Zen mencapai titik akhir. Ending masih terbuka (Open Ending). Zen dikisahkan memang telah berhasil meng-Islamkan penduduk kampung Cimaling dari atheis (tak ber-Tuhan). Sinetron yang mengandalkan sejumlah nama pesinetron kondang, yakni Vino G Bastian, Fanny Gazani, Marwoto, Renita Sukardi, Mamiek Prakoso, Egi Fadli, Masayu Anastasia, dan Yurike Prastika ini nampaknya masih akan dibuat kelanjutannya di Ramadan tahun depan.
Sebagaimana kita ketahui, Hanya Tuhan Yang Tahu memberikan cerita tentang perjuangan dakwah agama yang diambil dengan sudut pandang berbeda. Seorang ustadz muda bernama Zen (Vino G Bastian) harus berdakwah ke sebuah desa misterius kampung Cimaling. Banyak pendakwah yang telah dibunuh saat ingin mengenalkan konsep tentang agama Islam dan Tuhan ke warga desa tersebut. Ustadz Zen dibimbing Kiai Din (Marwoto) harus melakukan pendekatan dengan cara tidak biasa, karena mereka ternyata banyak belajar dari warga kampung Cimaling sendiri. Ia harus berhadapan dengan dukun santet, Ki Sampret (Mamiek Prakoso) dan pemimpin kriminal, Master King (Egi Fadli) yang dihormati seluruh warga.
Desa Cimaling sendiri adalah nama lain dari desa Dadap, sebuah desa yang seluruh penduduknya berprofesi sebagai maling, penipu, pencopet, dan sebagainya, baik ayah, istri maupun anak-anaknya. Kesehariannya, Ustadz Zen menyaksikan para penduduk sedang melakukan berbagai aktivitas kejahatan. Misalnya pernah ia melihat seorang penduduk Cimaling sedang menelepon seseorang bahwa orang tersebut mendapat hadiah mobil dari sebuah undian. Orang yang ditelepon harus mentransfer pajak hadiah terlebih dahulu. Pokoknya sepeti yang sering kita temui/ terima melalui SMS di HP kita, penipuan seperti itu sering terjadi kan?
Salah satu sisi yang menarik di sinetron ini adalah ketegangan kita ketika beberapa kali kedok Ustadz Zen nyaris terbuka karena tindak-tanduk dan ucapannya seperti orang Muslim pada umumnya. Andai ketahuan bahwa ia adalah orang masjid, begitu para penduduk desa Cimaling menyebut orang Muslim, Ustadz Zen bakal dibunuh. Hal lain tentu, dari segi ajaran/ nilai agama yang terkandung secara tak langsung melalui dialog dan perilaku tokohnya yang menggelikan, mirip di PPT.
Cerita sempat mencapai klimaks saat Kiai Din dan kedua orangtua Ustad Zen ikut masuk ke desa Cimaling. Mereka sempat ketahuan kedoknya dan nyaris dihukum pancung. Untung pertolongan Allah datang melalui salah satu warga yang telah masuk Islam, si Momo, orang yang pernah ditugaskan membututi Zen waktu pulang ke Jakarta. Terakhir, Zen selamat lagi ketika ia nyaris dihakimi massa pro-Mister King dkk berkat bantuan Pinoy dan ibu-ibu serta anak-anak desa Cimaling yang telah masuk Islam. Tak diceritakan bagaimana akhir dari bentrok antara para penduduk Cimaling tersebut. Penonton dipersilakan menebak sendiri bagaimana nasib Ki Sampret dan Master King.
Kisah percintaan Ustadz Zen dengan putri Kiai Din, Vira menjadi bagian akhir dari episode malam ini. Saat hati Vira dan Zen berbunga-bunga atas kebersamaan mereka kembali di Pondok Pesantren, tiba-tiba dikejutkan dengan hadirnya Pinoy. Ketika Kiai Din mempertanyakan maksud kedatangannya, Pinoy dengan lugas menjawab ingin memperdalam ilmu agamanya dan berkeinginan agar Ustad Zen mau menjadi imamnya. Vira tentu saja tak suka, lantas menjauh dengan mata berkaca-kaca.
Kiai Din lantas meminta Ustad Zen memilih dengan bertanya pada hati nuraninya, sebelum mengajak Pinoy menjauh dan tinggallah Ustad Zen sendiri.
Cerita pun selesai....
Lirik lagu Tema Hanya Tuhan-lah yang Tahu:
Kita hidup di dunia
Hanya sementara
Pasti kembali pada-Nya
Masih ada kesempatan
Janganlah sia-siakan
'Tuk berbuat amal sholeh
(Kau dengarkanlah, kau renungkanlah)
Hidup ini cuma satu kali
Jgn sampai dirimu merugi
Persiapkan bekal sebelum mati
Paling baik bekal itu takwa
Godaan kan datang silih berganti
Kuatkan iman di dalam hati
Hidup ini hanyalah titipan
Kita semua adalah milik-Nya
Kutak pantas di surga-MU
Namun kutak sanggup di neraka-Mu
Bukakan pintu taubat-Mu
Mohon ampunan, seluruh dosa
Sebagaimana kita ketahui, Hanya Tuhan Yang Tahu memberikan cerita tentang perjuangan dakwah agama yang diambil dengan sudut pandang berbeda. Seorang ustadz muda bernama Zen (Vino G Bastian) harus berdakwah ke sebuah desa misterius kampung Cimaling. Banyak pendakwah yang telah dibunuh saat ingin mengenalkan konsep tentang agama Islam dan Tuhan ke warga desa tersebut. Ustadz Zen dibimbing Kiai Din (Marwoto) harus melakukan pendekatan dengan cara tidak biasa, karena mereka ternyata banyak belajar dari warga kampung Cimaling sendiri. Ia harus berhadapan dengan dukun santet, Ki Sampret (Mamiek Prakoso) dan pemimpin kriminal, Master King (Egi Fadli) yang dihormati seluruh warga.
Desa Cimaling sendiri adalah nama lain dari desa Dadap, sebuah desa yang seluruh penduduknya berprofesi sebagai maling, penipu, pencopet, dan sebagainya, baik ayah, istri maupun anak-anaknya. Kesehariannya, Ustadz Zen menyaksikan para penduduk sedang melakukan berbagai aktivitas kejahatan. Misalnya pernah ia melihat seorang penduduk Cimaling sedang menelepon seseorang bahwa orang tersebut mendapat hadiah mobil dari sebuah undian. Orang yang ditelepon harus mentransfer pajak hadiah terlebih dahulu. Pokoknya sepeti yang sering kita temui/ terima melalui SMS di HP kita, penipuan seperti itu sering terjadi kan?
Salah satu sisi yang menarik di sinetron ini adalah ketegangan kita ketika beberapa kali kedok Ustadz Zen nyaris terbuka karena tindak-tanduk dan ucapannya seperti orang Muslim pada umumnya. Andai ketahuan bahwa ia adalah orang masjid, begitu para penduduk desa Cimaling menyebut orang Muslim, Ustadz Zen bakal dibunuh. Hal lain tentu, dari segi ajaran/ nilai agama yang terkandung secara tak langsung melalui dialog dan perilaku tokohnya yang menggelikan, mirip di PPT.
Cerita sempat mencapai klimaks saat Kiai Din dan kedua orangtua Ustad Zen ikut masuk ke desa Cimaling. Mereka sempat ketahuan kedoknya dan nyaris dihukum pancung. Untung pertolongan Allah datang melalui salah satu warga yang telah masuk Islam, si Momo, orang yang pernah ditugaskan membututi Zen waktu pulang ke Jakarta. Terakhir, Zen selamat lagi ketika ia nyaris dihakimi massa pro-Mister King dkk berkat bantuan Pinoy dan ibu-ibu serta anak-anak desa Cimaling yang telah masuk Islam. Tak diceritakan bagaimana akhir dari bentrok antara para penduduk Cimaling tersebut. Penonton dipersilakan menebak sendiri bagaimana nasib Ki Sampret dan Master King.
Kisah percintaan Ustadz Zen dengan putri Kiai Din, Vira menjadi bagian akhir dari episode malam ini. Saat hati Vira dan Zen berbunga-bunga atas kebersamaan mereka kembali di Pondok Pesantren, tiba-tiba dikejutkan dengan hadirnya Pinoy. Ketika Kiai Din mempertanyakan maksud kedatangannya, Pinoy dengan lugas menjawab ingin memperdalam ilmu agamanya dan berkeinginan agar Ustad Zen mau menjadi imamnya. Vira tentu saja tak suka, lantas menjauh dengan mata berkaca-kaca.
Kiai Din lantas meminta Ustad Zen memilih dengan bertanya pada hati nuraninya, sebelum mengajak Pinoy menjauh dan tinggallah Ustad Zen sendiri.
Cerita pun selesai....
Lirik lagu Tema Hanya Tuhan-lah yang Tahu:
Kita hidup di dunia
Hanya sementara
Pasti kembali pada-Nya
Masih ada kesempatan
Janganlah sia-siakan
'Tuk berbuat amal sholeh
(Kau dengarkanlah, kau renungkanlah)
Hidup ini cuma satu kali
Jgn sampai dirimu merugi
Persiapkan bekal sebelum mati
Paling baik bekal itu takwa
Godaan kan datang silih berganti
Kuatkan iman di dalam hati
Hidup ini hanyalah titipan
Kita semua adalah milik-Nya
Kutak pantas di surga-MU
Namun kutak sanggup di neraka-Mu
Bukakan pintu taubat-Mu
Mohon ampunan, seluruh dosa
Komentar
Posting Komentar