Contoh Gaya Penulisan Buku Harian
Buku harian berisi pengalaman seseorang yang paling berkesan yang dituangkan dengan kalimat yang ekspresif. Biasanya dalam pengungkapannya penulis menggunakan kata ganti orang pertama (saya, aku). Gaya penulisan buku harian bisa bermacam-macam. Ada yang model catatan singkat, berbentuk cerita (lebih panjang), ada juga yang berbentuk puisi.
Berikut beberapa contoh gaya penulisan buku harian.
Sabtu, 20 Desember 2008, tepatnya pukul 08.30. Namaku diumumkan sebagai peringkat pertama di kelas. Wow ... akhirnya, impianku terwujud. Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengabulkan doaku.
Kamis, 14 desember 2010
HUT-ku yang ke-14. Ada pesta sederhana di rumah. Teman yang diundang semuanya hadir mengucapkan selamat kepadaku.
Dear diary. Hari ini saya senang sekali karena nilai bahasa Indonesia saya cukup memuaskan. Tapi, saya tidak terpaku sampai di sini, justru ini adalah motivasi saya untuk lebih siap saat ujian nasional nanti. Kalau dipikir-pikir ngeri juga ya dengar kata ujian nasional, tapi mau gimana lagi, itu sudah kewajiban siswa kelas tiga, seperti saya ini.
Hai Diary, saya mau bercerita kepadamu. Pada hari libur saya berkunjung ke rumah Saputro Andi. Dia teman sekelasku dan biasa di panggil Andi. Sesampainya di rumah tersebut, saya bertemu dengan seorang bapak. Kemudian saya bertanya kepadanya, “Pak, Andi ada ?”. “Ada, saya sendiri" jawabnya. Saya malu, rupanya Andi adalah nama Ayahnya.
Berikut beberapa contoh gaya penulisan buku harian.
Sabtu, 20 Desember 2008, tepatnya pukul 08.30. Namaku diumumkan sebagai peringkat pertama di kelas. Wow ... akhirnya, impianku terwujud. Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengabulkan doaku.
Kamis, 14 desember 2010
HUT-ku yang ke-14. Ada pesta sederhana di rumah. Teman yang diundang semuanya hadir mengucapkan selamat kepadaku.
Dear diary. Hari ini saya senang sekali karena nilai bahasa Indonesia saya cukup memuaskan. Tapi, saya tidak terpaku sampai di sini, justru ini adalah motivasi saya untuk lebih siap saat ujian nasional nanti. Kalau dipikir-pikir ngeri juga ya dengar kata ujian nasional, tapi mau gimana lagi, itu sudah kewajiban siswa kelas tiga, seperti saya ini.
Hai Diary, saya mau bercerita kepadamu. Pada hari libur saya berkunjung ke rumah Saputro Andi. Dia teman sekelasku dan biasa di panggil Andi. Sesampainya di rumah tersebut, saya bertemu dengan seorang bapak. Kemudian saya bertanya kepadanya, “Pak, Andi ada ?”. “Ada, saya sendiri" jawabnya. Saya malu, rupanya Andi adalah nama Ayahnya.
Komentar
Posting Komentar