Unsur Etika dalam Novel Sitti Nurbaya
Unsur Etika dalam Novel Sitti Nurbaya-- Novel Indonesia Angkatan 20-30-an memuat unsur kebiasaan, adat, dan etika. Salah satu contoh unsur etika dalam kutipan novel Sitti Nurbaya seperti berikut.
...
Setelah dilihat Samsu ayahnya, lalu dihampirinya orangtua itu, seraya berkata, "Kalau ayah izinkan, hamba hendak pergi esok hari bermain-main ke Gunung Padang."
"Dengan siapa?" tanya Sutan Mahmud.
"Dengan si Arifin dan si Bakhtiar dan barangkali juga dengan si Nurbaya," jawab Samsu.
"Dengan si Nurbaya?" tanya Sutan Mahmud pula, sambil berpikir. "Baiklah, tapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Jangan sampai ada alangan apa-apa dan jangan berlaku yang tidak senonoh."
"Baiklah ayah," jawab Samsu.
Sejurus lagi, duduklah anak dan bapa, makan di meja bersama-sama Ibu Samsu, yang telah lama duduk menanti.
Unsur etika uang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah minta izin kepada orangtua jika hendak bepergian. Etika yang juga nampak dalam kutipan tersebut adalah menjaga hubungan antara laki-laki dan perempuan agar harmonis dan tidak mencemarkan nama baik.
...
Setelah dilihat Samsu ayahnya, lalu dihampirinya orangtua itu, seraya berkata, "Kalau ayah izinkan, hamba hendak pergi esok hari bermain-main ke Gunung Padang."
"Dengan siapa?" tanya Sutan Mahmud.
"Dengan si Arifin dan si Bakhtiar dan barangkali juga dengan si Nurbaya," jawab Samsu.
"Dengan si Nurbaya?" tanya Sutan Mahmud pula, sambil berpikir. "Baiklah, tapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Jangan sampai ada alangan apa-apa dan jangan berlaku yang tidak senonoh."
"Baiklah ayah," jawab Samsu.
Sejurus lagi, duduklah anak dan bapa, makan di meja bersama-sama Ibu Samsu, yang telah lama duduk menanti.
Unsur etika uang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah minta izin kepada orangtua jika hendak bepergian. Etika yang juga nampak dalam kutipan tersebut adalah menjaga hubungan antara laki-laki dan perempuan agar harmonis dan tidak mencemarkan nama baik.
Komentar
Posting Komentar