Contoh Teks Ulasan Film "Mengaku Rasul"
Teks ulasan adalah teks yang mengulas sebuah fenomena ataupun sesuatu (misal: buku, film, dsb). Teks ini memiliki ciri: 1. Strukturnya terdiri atas: Identitas karya, Orientasi, Sinopsis, Evaluasi, dan Rekomendasi; 2. Memuat informasi berdasarkan pandangan/ opini penulis terhadap suatu karya/ produk; 3. Opininya berdasarkan fakta yang diinterpretasikan; 4. Dikenal dengan istilah lain yaitu resensi.
Berikut contoh teks ulasan film "Mengaku Rasul" yang saya modifikasi dari Kapanlagi.com. Kamu dapat memodifikasinya (terutama bagian Evaluasi dan Rekomendasi) berdasarkan sudut pandang kamu sendiri setelah tentu saja menonton film ini terlebih dahulu.
Struktur Teks:
Bagian Identitas karya: "Judul: ....dst".
Bagian Orientasi: "Film yang diproduksi Starvision ini .....dst".
Bagian Sinopsis: "Film ini berkisah mengenai padepokan .....dst".
Bagian Evaluasi: "Film yang mulai tayang di bioskop pada.....dst".
Bagian Rekomendasi: "Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan .....dst".
Video: Youtube
Berikut contoh teks ulasan film "Mengaku Rasul" yang saya modifikasi dari Kapanlagi.com. Kamu dapat memodifikasinya (terutama bagian Evaluasi dan Rekomendasi) berdasarkan sudut pandang kamu sendiri setelah tentu saja menonton film ini terlebih dahulu.
Judul: Mengaku Rasul
Pemain: Ray Sahetapy, Vonny Cornellya, Jian Batari, Ihsan, Hengky Tarnando, Baby Zelvia, Alblen Fillindo Fabe
Sutradara: Helfi Kadit
Produksi: Starvision Plus
Film yang diproduksi Starvision ini dibintangi oleh Ray Sahetapy, Vonny Cornellya, Jian Batari, Ihsan, Hengky Tarnando, Baby Zelvia, Alblen Fillindo Fabe. Film religi yang disutradarai Helfi Kadit ini terinspirasi maraknya aliran sesat di Indonesia dan banyaknya orang yang mengaku sebagai rasul yang diutus untuk memurnikan akidah.
Film ini berkisah mengenai padepokan sesat di daerah Jawa Barat. Padepokan sesat yang sebelumnya adalah sebuah pesantren itu dipimpin oleh Ki Baihaqi (Reza Pahlevi) dan Guru Samir (Ray Sahetapy). Pesantren itu menjadi padepokan sesat sejak Guru Samir menyatakan dirinya sebagai rasul.
Diceritakan pula Rianti (Jian Bantari) adalah mahasiswi yang sedang bimbang karena masalah keluarga dan masalah percintaan dengan sang kekasih. Rianti yang bertengkar dengan ayahnya karena hubungannya dengan Ajie (Alblen) tak direstui, memilih pergi. Rasa kecewa Rianti membuncah kala memergoki Ajie dengan wanita lain. Untuk menenangkan pikiran, Rianti bergabung dengan padepokan Guru Samir.
Ajie pun menyusul Rianti ke padepokan atas permintaan ibu Rianti (Baby Zelvia). Dia ingin mengajak Rianti pulang sekaligus menjelaskan tentang kesalahpahaman di antara mereka. Tapi Rianti sudah banyak berubah, bahkan dia tak ingin meneruskan hubungan dengan Ajie. Dia kini dekat dengan Reihan (Ihsan Idol), anak tiri Guru Samir.
Berbagai keganjilan ditemui oleh Ajie selama di padepokan, antara lain adanya penghapusan dosa dan jaminan masuk surga dengan cara membeli sertifikat. Tak sengaja pula, Ajie memergoki Guru Samir melakukan tafakur dengan cara yang tidak lazim, bahkan melihat Guru Samir memeluk seorang gadis di sebuah gudang yang mereka sebut sebagai rumah tirakat.
Ajie curiga Guru Samir penganut aliran sesat. Sebaliknya, Rianti tak percaya Guru Samir yang dipujanya berlaku sesat. Rianti pun tak keberatan saat Guru Samir ingin menikahinya. Ajie dibantu Raihan bertekad membongkar kebusukan Guru Samir.
Keadaan memanas saat salah satu jamaah padepokan, Marni (Fitri Ayu), mengaku dihamili Guru Samir. Ayah Marni marah besar, minta pertanggungjawaban Guru Samir.
Guru Samir menolak pengakuan Marni. Dia yang mengaku orang suci tak mungkin melakukan perbuatan nista seperti itu. Untuk membuktikan dia tak bersalah, Guru Samir membuktikan dengan memotong tangannya. Jika tangannya kembali utuh setelah dipotong, maka dia adalah benar orang suci yang setara dengan rasul.
Jamaah, termasuk Rianti, banyak yang percaya dan mengimani kepada Guru Samir saat terbukti tangannya bisa kembali utuh setelah dipotong.
Film yang mulai tayang di bioskop pada tanggal 5 Juni 2008 silam ini terbilang sangat berani, karena mengambil tema yang sangat sensitif bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Namun setelah sukses lolos sensor LSF, dan berhasil tayang di bioskop, film ini telah membuktikan diri mampu mengangkat hal 'tabu' secara apik. Akting para pemain senior yang tak perlu dipertanyakan itu pun menjadi jaminan kualitas film ini, berhasil memaku penonton untuk terus mengikuti cerita hingga akhir. Sayangnya, selain alur cerita yang lambat, kesabaran penonton menantikan kisahnya hingga akhir tak terbalas. Setelah cerita berakhir, penonton tak disuguhi penutup cerita yang diharapkan. Akhir cerita cenderung dipaksakan dan mengambang. Banyak hal yang ingin diketahui oleh penonton tak terungkap di akhir cerita.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tersebut, film ini dapat menjadi alternatif bagi mereka yang menyukai film berbau mistik termasuk mengobati rasa penasaran kita tentang peristiwa yang kita dengar, lihat, atau baca di media-media massa. Penasaran bagaiman ceritanya sehingga Guru Samir mampu mengembalikan tangannya yang dipotong dan mampu hidup kembali setelah dibakar massa? Jawabannya tentu dengan menonton film ini.
Struktur Teks:
Bagian Identitas karya: "Judul: ....dst".
Bagian Orientasi: "Film yang diproduksi Starvision ini .....dst".
Bagian Sinopsis: "Film ini berkisah mengenai padepokan .....dst".
Bagian Evaluasi: "Film yang mulai tayang di bioskop pada.....dst".
Bagian Rekomendasi: "Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan .....dst".
Komentar
Posting Komentar