Faktor Internal dan Eksternal Melemahnya Rupiah tahun 2015

Rupiah makin terpuruk. Berdasarkan data RTI pukul 09.30 WIB, nilai tukar rupiah berada di kisaran 14.053 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini menguat tipis dari pukul 08.30 WIB di kisaran 14.058 per dolar AS. Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis 6 poin ke level 14.055 per dolar AS dari penutupan perdagangan Senin 24 Agustus 2015 di kisaran 14.049 per dolar AS. Pagi ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 14.034-14.072 per dolar AS.

Faktor Eksternal
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat faktor internal dan faktor eksternal.
"Ini bukan hanya masalah internal tapi juga faktor eksternal seperti krisis di Yunani, kenaikan suku bunga di Amerika, depresiasi Yuan di Cina dan ada beberapa negara lain yang mengalami goncangan yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu," tutur Presiden Joko Widodo setelah pembukaan Munas MUI IX di gedung negara Grahadi Surabaya, Selasa (25/8/2015).

Faktor Internal
Pengamat ekonomi Didik J Rachbini menilai melorotnya nilai tukar rupiah hingga di atas 14.000 per dollar AS tak hanya disebabkan faktor eksternal tetapi juga internal. Menurutnya, faktor internal tersebut yaitu belum dipercayainya tim ekonomi pemerintah oleh pasar.
"Tim ekonomi pemerintahah baru yang tidak bisa meyakinkan publik dan pasar secara khusus. Dengan tim seperti ini meskipun pemilu berhasil dan ekonom-ekonom bilang rupiah akan kuat menjadi Rp 10.000 per dollar AS apabila Jokowi terpilih, tetapi karena tim ekonomi tidak meyakinkan maka rupiah terus merosot," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/8/2015).

Selain itu, respons pemerintah menjaga stabilitas rupiah dalam satu tahun terakhir ini juga dinilai tak maksimal. Masalahnya kata dia, lantaran pasar sebenarnya tak memiliki kepercayaan kepada tim ekonomi pemerintah.
"Dalam waktu kurang setahun rupiah sudah merosot dari Rp 12.000 ke Rp14.000 karena pemerintah masih belum dipercaya pasar untuk dapat meredam dampak faktor eksternal," kata dia.

Dari sisi neraca perdagangan, pemerintah juga dinilai tidak berhasil merespons penurunan ekspor sehingga neraca berjalan yang awalnya surplus menjadi negatif. Menurutnya, dari situlah awal masalah dan pelelahan nilai tukar terjadi.

Usaha Pemerintah
Presiden Joko Widodo menambahkan, pemerintah sudah berusaha untuk menjaga agar rupiah kembali menguat. Salah satunya adalah intervensi Bank Indonesia (BI) dengan mengeluarkan instrumen-instrumen. Selain itu, Menteri Kordinator (Menko) Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan telah berusaha menjaga dengan mengeluarkan beragam regulasi.

Untuk menguatkan nilai tukar rupiah, pemerintah akan melakukan deregulasi besar-besaran. Deregulasi ini berlaku sejumlah produk-produk hukum yang disederhadanakan bahkan jika perlu akan dilakukan pemangkasan. Dengan demikian, akan mempercepat pertumbuhan.
"Memang ada pengaruhnya dengan kondisi eksternal. Pemerintah melakukan deregulasi Deregulasi besar-besaran. Apa yang bisa kita sederhanakan kita sederhanakan. Apa yang bisa dipotong segera dipotongs sehingga bisa memotivasi kita semua," pungkas Presiden Joko Widodo.

Sumber: Liputan6 dan Kompas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal Teks Puisi (Musikalisasi Puisi) - Kelas VIII

Kompetensi Dasar (KD) B.Indonesia Kelas 8 (Kurikulum 2013 - Revisi Sesuai Permen No.24 Tahun 2016)

Mana yang Betul: memperoleh atau memeroleh?