Cara Menulis Cerpen dan Mengembangkan Cerita
Cara Menulis Cerpen dan Mengembangkan Cerita-- Cerpen merupakan karya fiktif naratif, dengan kata lain cerpen termasuk ragam cerita imajinatif. Siapa pun bisa menulis cerpen, termasuk kamu. Pada dasarnya, menulis cerpen sama dengan saat kamu bercerita secara lisan, hanya saja, kali ini kamu meluangkannya lewat tulisan.
Jika kamu bercita-cita menjadi seorang penulis, berlatih menulis cerpen dengan rajin
adalah salah satu langkah yang sangat dianjurkan.
Ciri-ciri cerpen:
Biasanya, cerpen itu jumlah halamannya berkisar 2-20 halaman yang memiliki beberapa kategori, di antaranya:
- Kisahan memberi kesan tunggal dan dominan satu tokoh, latar dan situasi dramatik, bentuknya sangat sederhana. Semuanya bersifat imajinatif;
- Mengungkapkan satu ide sentral dan tidak membias pada ide sampingan. Biasanya berisi hal-hal yang tidak rutin terjadi setiap hari, misalnya tentang suatu perkenalan, jatuh cinta, atau suatu hal yang sulit dilupakan;
- Dimensi ruang waktu lebih sempit dibandingkan novel. Akan tetapi, walaupun singkat, cerpen selalu sampai dalam keadaan selesai;
- Mengungkapkan suatu kejadian yang mampu menghadirkan impresi tunggal.
Seperti prosa, cerpen juga terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra. Unsur intrinsiknya meliputi: tema, plot/alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, pesan, dan gaya. Unsur ekstrinsik, misalnya: biografi pengarang, kondisi sosial, politik, agama, atau filsafat.
Sekarang, cobalah menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah kamu alami.
Sebelum menulis cerpen, buatlah semacam rancangan di kertas kosong.
Isinya adalah:
1. Apa tema cerpenmu?
2. Siapa tokoh-tokohnya dan bagaimana karakter setiap tokoh?
3. Apa konflik dalam cerita?
4. Bagaimana konflik terselesaikan?
5. Bagaimana bagian akhir cerita?
Setelah menulis rancangan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu tinggal
mengembangkan jawaban-jawabanmu menjadi sebuah cerpen. Jangan lupa, tulis deskripsi
tentang tempat terjadinya cerita atau waktu terjadinya cerita.
Cara Mengembangkan Cerita:
Cerita dapat dikembangkan dengan mudah dengan hanya memilih salah satu cara berikut: tempat atau ruangnya, waktunya, atau topiknya.
Perhatikan contoh cerita berikut!
(1) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Tempat
"Kiri asyik, kanan asyik!" teriak teman-teman di dalam bus. Teriakan ini sering terdengar di bus yang kami tumpangi, khususnya dari teman-teman cowok. Seperti diberi komando, tiga puluh siswa teman kami yang sedang dalam perjalanan menuju VEDC (Vocational Education and Development Center) Malang tersebut melongok ke jendela. Di trotoar, berdiri sesuatu yang 'asyik'.
Cerita dalam paragraf itu tampak menjelaskan kejadian di bus (tempat).
(2) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Waktu
Kejadiannya begitu cepat. Aku pulang pukul 12.00 siang. Pukul 12.15, aku parkir motorku di halaman sekolah, lalu berlari ke tempat fotokopi. Pukul 12.20, selesailah KTP-ku difotokopi. Pukul 12.22, aku sudah sampai kembali ke tempat parkir motor. Dan, motorku sudah lenyap! Hanya kutinggalkan tujuh menit saja!
Cara kedua untuk mengembangkan cerita narasi urutan kejadian, yaitu berdasarkan waktu terjadinya peristiwa atau kejadian itu. Urutannya lalu disebut urutan kronologis. Cara ini juga mudah dilakukan.
(3) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Topik/ Kegiatan
Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan, pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan makan pagi anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikannya karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus. ltu pun sebuah perjuangan karena hanya ada beberapa mobil angkutan yang lewat rumahku. Sesampainya di jalan raya, aku menunggu bus umum yang akan mengangkutku ke pabrik. Pukul 07.00, aku harus sampai. Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang. Jangan bayangkan kenyamanannya duduk berhimpitan di dalam bus yang rata-rata jelek itu. Sesampainya di rumah pukul setengah enam, pekerjaan rumah sudah menungguku: memasak dan beres-beres rumah. Praktis pukul 07.00 tuntaslah aktivitasku. Selanjutnya, tidur! Tidur dengan mimpi buruk tentang esok hari.
Cerita tersebut berisi urutan kejadian/peristiwa bangun pagi, menyiapkan makan pagi, menyuapi anak, naik angkutan, naik bus, bekerja, istirahat siang, menyelesaikan pekerjaan, berburu angkutan pulang, memasak, beres-beres rumah, tidur malam.
Simak juga video Cara Menulis Cerpen dan Mengembangkan Cerita
Jika kamu bercita-cita menjadi seorang penulis, berlatih menulis cerpen dengan rajin
adalah salah satu langkah yang sangat dianjurkan.
Ciri-ciri cerpen:
Biasanya, cerpen itu jumlah halamannya berkisar 2-20 halaman yang memiliki beberapa kategori, di antaranya:
- Kisahan memberi kesan tunggal dan dominan satu tokoh, latar dan situasi dramatik, bentuknya sangat sederhana. Semuanya bersifat imajinatif;
- Mengungkapkan satu ide sentral dan tidak membias pada ide sampingan. Biasanya berisi hal-hal yang tidak rutin terjadi setiap hari, misalnya tentang suatu perkenalan, jatuh cinta, atau suatu hal yang sulit dilupakan;
- Dimensi ruang waktu lebih sempit dibandingkan novel. Akan tetapi, walaupun singkat, cerpen selalu sampai dalam keadaan selesai;
- Mengungkapkan suatu kejadian yang mampu menghadirkan impresi tunggal.
Seperti prosa, cerpen juga terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra. Unsur intrinsiknya meliputi: tema, plot/alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, pesan, dan gaya. Unsur ekstrinsik, misalnya: biografi pengarang, kondisi sosial, politik, agama, atau filsafat.
Sekarang, cobalah menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah kamu alami.
Sebelum menulis cerpen, buatlah semacam rancangan di kertas kosong.
Isinya adalah:
1. Apa tema cerpenmu?
2. Siapa tokoh-tokohnya dan bagaimana karakter setiap tokoh?
3. Apa konflik dalam cerita?
4. Bagaimana konflik terselesaikan?
5. Bagaimana bagian akhir cerita?
Setelah menulis rancangan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu tinggal
mengembangkan jawaban-jawabanmu menjadi sebuah cerpen. Jangan lupa, tulis deskripsi
tentang tempat terjadinya cerita atau waktu terjadinya cerita.
Cara Mengembangkan Cerita:
Cerita dapat dikembangkan dengan mudah dengan hanya memilih salah satu cara berikut: tempat atau ruangnya, waktunya, atau topiknya.
Perhatikan contoh cerita berikut!
(1) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Tempat
"Kiri asyik, kanan asyik!" teriak teman-teman di dalam bus. Teriakan ini sering terdengar di bus yang kami tumpangi, khususnya dari teman-teman cowok. Seperti diberi komando, tiga puluh siswa teman kami yang sedang dalam perjalanan menuju VEDC (Vocational Education and Development Center) Malang tersebut melongok ke jendela. Di trotoar, berdiri sesuatu yang 'asyik'.
Cerita dalam paragraf itu tampak menjelaskan kejadian di bus (tempat).
(2) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Waktu
Kejadiannya begitu cepat. Aku pulang pukul 12.00 siang. Pukul 12.15, aku parkir motorku di halaman sekolah, lalu berlari ke tempat fotokopi. Pukul 12.20, selesailah KTP-ku difotokopi. Pukul 12.22, aku sudah sampai kembali ke tempat parkir motor. Dan, motorku sudah lenyap! Hanya kutinggalkan tujuh menit saja!
Cara kedua untuk mengembangkan cerita narasi urutan kejadian, yaitu berdasarkan waktu terjadinya peristiwa atau kejadian itu. Urutannya lalu disebut urutan kronologis. Cara ini juga mudah dilakukan.
(3) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Topik/ Kegiatan
Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan, pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan makan pagi anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikannya karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus. ltu pun sebuah perjuangan karena hanya ada beberapa mobil angkutan yang lewat rumahku. Sesampainya di jalan raya, aku menunggu bus umum yang akan mengangkutku ke pabrik. Pukul 07.00, aku harus sampai. Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang. Jangan bayangkan kenyamanannya duduk berhimpitan di dalam bus yang rata-rata jelek itu. Sesampainya di rumah pukul setengah enam, pekerjaan rumah sudah menungguku: memasak dan beres-beres rumah. Praktis pukul 07.00 tuntaslah aktivitasku. Selanjutnya, tidur! Tidur dengan mimpi buruk tentang esok hari.
Cerita tersebut berisi urutan kejadian/peristiwa bangun pagi, menyiapkan makan pagi, menyuapi anak, naik angkutan, naik bus, bekerja, istirahat siang, menyelesaikan pekerjaan, berburu angkutan pulang, memasak, beres-beres rumah, tidur malam.
Simak juga video Cara Menulis Cerpen dan Mengembangkan Cerita
Komentar
Posting Komentar