Contoh Soal UN: Menulis Terbatas Sastra
BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) telah menerbitkan Kisi-kisi Ujian Nasional untuk SMP/MTs Mapel B.Indonesia. Berdasarkan lingkup materi, soal Ujian Nasional meliputi:
-Membaca nonsastra
-Membaca sastra
-Menulis terbatas
-Menyunting kata, kalimat, paragraf, dan
-Menyunting ejaan dan tanda baca.
Khusus Menulis Terbatas, kita pisahkan menjadi Menulis Terbatas Nonsastra dan Menulis Terbatas Sastra.
Berikut Contoh Soal UN dengan lingkup materi Menulis Terbatas Sastra. Selamat belajar, semoga sukses.
1. Bacalah kutipan cerita berikut!
Bagi Dasuki, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dirasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika Dasuki menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.
Pengubahan kutipan cerita tersebut menjadi sudut pandang orang pertama yang tepat adalah .,.
A. Bagi kami, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kami rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika kami menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilannya.
B. Bagi dia, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dia rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika dia menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.
C. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kurasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, aku bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anakku semata wayang. Dulu, ketika aku menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang aku sangat bersyukur dengan penghasilanku.
D. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kami rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangku. Dulu, ketika kami menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilan kami.
2. Bacalah teks drama berikut!
Mata pelajaran yang sedang diujikan adalah matematika. Semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Terjadilah percakapan antara lima sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita, dan Dini.
Banu : Din, aku minta.iawaban soal nomor 5 dan 6!
Dini : A dan C.
Sita : Kalau soal nomor 10, 11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu : 10 A, 11 D, nomor 15 aku belum.
Adi : Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar!
Sita : Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan.
Mereka berempat saling mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Cerpen yang sesuai dengan teks drama tersebut adalah ."
A. Kelasku sedang menghadapi ujian Matematika. Aku, Banu, Siti. Dina, dan Adi sangat kewalahan menjawab soal-soal tersebut. Kudengar panggilan Banu kepada Dina, "Din... soal nomor 5 dan 6 jawabnya apa?" "Ngga tau" jawab Dina," tanya Dini sana!"
B. Ketika ujian Matematika berlangsung, Banu kelihatan gelisah. Matanya liar, lirik sana, lirik sini. "Din... soal nomor 5 dan 6 apa jawabnya?" ujar Banu, penuh harap. "A dan C," jawab Dini sedikit keras. "Ssst... jangan keras-keras dong, ntar Bu Guru dengar. Mereka asyik contek-contekan, sementara Budi serius dengan pekerjaanya sendiri.
C. Ujian Matematika sedang berlangsung. Siswa kebingungan melihat soalnya. Lima sekawan, Budi, Balu, Dini, Siti, dan Adi pun merasa kewalahan juga. "Din, jawaban soal nomor 5 dan 6 apa?" tanya Banu memecah keheningan ruang ujian. "A dan C", jawab Dini, "Trus soal nomor 10, 11, 15, jawabnya apa, Ban?" tanya Sita. "Nomor 1O A, 11 D, dan nomor 15 aku belum selesai", jawab Banu. Walaupun keempat temannya saling contek, Budi terlihat rileks dan mengerjakan sendiri soalnya tanpa mencontek.
D. Bu Guru mengadakan ulangan harian. Semua siswa kewalahan melihat soalnya. Begitu juga dengan Banu, Dini, Siti, Budi, dan Adi. Mereka saling contek, termasuk juga Budi. "Soal nomor 5 dan 6 apa jawabnya Din," tanya Budi. "A dan C, jawab Dini, "Terus soal nomor 10, 11, dan 15 apa jawabnya Sit?" tanya Adi. "SssSSt.... jangan kcras-keras!" kata Dini," ntar Bu Guru dengar."
3. Bacalah kutipan teks cerita berikut!
"Aku mengerti, Bu," tegas Rani. "Bilang saja kepada mereka aku belum memikirkan hal itu. Apa bisa ibu sabar sebentar lagi," lanjutnya.
Teks tersebut diungkapkan kembali dengan teks sepadan menjadi ...
A. Rani menegaskan tentang permintaan ibunya. Ia meminta agar ibu menyampaikan bahwa Rani belum siap. Ia memohon kepada ibunya agar bersabar.
B. "Rani, kamu perlu segera mempertimbangkannya!" kata ibu. "Saya belum memikirkan hal itu Ibu," sahut Rani. "Rani, Rani ... mau dikasih yang enak, kok tidak mau," gerutu sang ibu.
C. Ibu meminta Rani untuk melanjutkan sekolah. Rani pun setuju dengan pernyataan ibu. Meskipun begitu ibu perlu bersabar untuk membujuk Rani supaya setuju dengan ibunya.
D. Ibu dan Rani sudah sepakat kalau tidak akan membicarakan hal itu lagi. Oleh karena itu, mereka mengacuhkan permintaan yang tidak masuk akal itu. Permintaan untuk mengorbankan anak satu-satunya itu.
4. Bacalah teks berikut!
Lomba membaca puisi baru saja berakhir. Aku satu-satunya siswa yang dipercaya mewakili sekolahku. Rasa penasaran menyelimutiku. Jantungku berdegup, keringat dingin mengalir dari dahiku. Juri telah selesai berdiskusi dan siap mengumumkan juara. [...] Aku berhasil meraih juara I.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ....
A. Aku sangat senang mengikuti lomba ini.
B. Syukurlah usahaku selama ini tidak sia-sia.
C. Pengumuman itu sangat membahagiakan peserta.
D. Semua peserta terkejut mendengar pengumuman itu.
5. Bacalah teks berikut!
Buku berjudul Teori dan Apresiasi Puisi yang ditulis Heerman J. Waluyo ini
mengungkapkan teori tentang memahami puisi. Buku ini menyajikan karya-karya puisi
pada zamannya. [...] Sayang, buku setebal 334 halaman ini harganya mahal. Buku ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh konkret puisi.
Kalimat berisi keunggulan buku yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ...
A. Buku ini ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami.
B. Buku ini banyak menggunakan istilah asing.
C. Selain itu juga tidak disertai gambar-gambar ilustrasi.
D. Perwajahan dan penjilidan buku ini juga kurang bagus.
-Membaca nonsastra
-Membaca sastra
-Menulis terbatas
-Menyunting kata, kalimat, paragraf, dan
-Menyunting ejaan dan tanda baca.
Khusus Menulis Terbatas, kita pisahkan menjadi Menulis Terbatas Nonsastra dan Menulis Terbatas Sastra.
Berikut Contoh Soal UN dengan lingkup materi Menulis Terbatas Sastra. Selamat belajar, semoga sukses.
1. Bacalah kutipan cerita berikut!
Bagi Dasuki, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dirasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika Dasuki menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.
Pengubahan kutipan cerita tersebut menjadi sudut pandang orang pertama yang tepat adalah .,.
A. Bagi kami, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kami rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika kami menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilannya.
B. Bagi dia, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dia rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika dia menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.
C. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kurasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, aku bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anakku semata wayang. Dulu, ketika aku menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang aku sangat bersyukur dengan penghasilanku.
D. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kami rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangku. Dulu, ketika kami menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilan kami.
2. Bacalah teks drama berikut!
Mata pelajaran yang sedang diujikan adalah matematika. Semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Terjadilah percakapan antara lima sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita, dan Dini.
Banu : Din, aku minta.iawaban soal nomor 5 dan 6!
Dini : A dan C.
Sita : Kalau soal nomor 10, 11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu : 10 A, 11 D, nomor 15 aku belum.
Adi : Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar!
Sita : Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan.
Mereka berempat saling mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Cerpen yang sesuai dengan teks drama tersebut adalah ."
A. Kelasku sedang menghadapi ujian Matematika. Aku, Banu, Siti. Dina, dan Adi sangat kewalahan menjawab soal-soal tersebut. Kudengar panggilan Banu kepada Dina, "Din... soal nomor 5 dan 6 jawabnya apa?" "Ngga tau" jawab Dina," tanya Dini sana!"
B. Ketika ujian Matematika berlangsung, Banu kelihatan gelisah. Matanya liar, lirik sana, lirik sini. "Din... soal nomor 5 dan 6 apa jawabnya?" ujar Banu, penuh harap. "A dan C," jawab Dini sedikit keras. "Ssst... jangan keras-keras dong, ntar Bu Guru dengar. Mereka asyik contek-contekan, sementara Budi serius dengan pekerjaanya sendiri.
C. Ujian Matematika sedang berlangsung. Siswa kebingungan melihat soalnya. Lima sekawan, Budi, Balu, Dini, Siti, dan Adi pun merasa kewalahan juga. "Din, jawaban soal nomor 5 dan 6 apa?" tanya Banu memecah keheningan ruang ujian. "A dan C", jawab Dini, "Trus soal nomor 10, 11, 15, jawabnya apa, Ban?" tanya Sita. "Nomor 1O A, 11 D, dan nomor 15 aku belum selesai", jawab Banu. Walaupun keempat temannya saling contek, Budi terlihat rileks dan mengerjakan sendiri soalnya tanpa mencontek.
D. Bu Guru mengadakan ulangan harian. Semua siswa kewalahan melihat soalnya. Begitu juga dengan Banu, Dini, Siti, Budi, dan Adi. Mereka saling contek, termasuk juga Budi. "Soal nomor 5 dan 6 apa jawabnya Din," tanya Budi. "A dan C, jawab Dini, "Terus soal nomor 10, 11, dan 15 apa jawabnya Sit?" tanya Adi. "SssSSt.... jangan kcras-keras!" kata Dini," ntar Bu Guru dengar."
3. Bacalah kutipan teks cerita berikut!
"Aku mengerti, Bu," tegas Rani. "Bilang saja kepada mereka aku belum memikirkan hal itu. Apa bisa ibu sabar sebentar lagi," lanjutnya.
Teks tersebut diungkapkan kembali dengan teks sepadan menjadi ...
A. Rani menegaskan tentang permintaan ibunya. Ia meminta agar ibu menyampaikan bahwa Rani belum siap. Ia memohon kepada ibunya agar bersabar.
B. "Rani, kamu perlu segera mempertimbangkannya!" kata ibu. "Saya belum memikirkan hal itu Ibu," sahut Rani. "Rani, Rani ... mau dikasih yang enak, kok tidak mau," gerutu sang ibu.
C. Ibu meminta Rani untuk melanjutkan sekolah. Rani pun setuju dengan pernyataan ibu. Meskipun begitu ibu perlu bersabar untuk membujuk Rani supaya setuju dengan ibunya.
D. Ibu dan Rani sudah sepakat kalau tidak akan membicarakan hal itu lagi. Oleh karena itu, mereka mengacuhkan permintaan yang tidak masuk akal itu. Permintaan untuk mengorbankan anak satu-satunya itu.
4. Bacalah teks berikut!
Lomba membaca puisi baru saja berakhir. Aku satu-satunya siswa yang dipercaya mewakili sekolahku. Rasa penasaran menyelimutiku. Jantungku berdegup, keringat dingin mengalir dari dahiku. Juri telah selesai berdiskusi dan siap mengumumkan juara. [...] Aku berhasil meraih juara I.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ....
A. Aku sangat senang mengikuti lomba ini.
B. Syukurlah usahaku selama ini tidak sia-sia.
C. Pengumuman itu sangat membahagiakan peserta.
D. Semua peserta terkejut mendengar pengumuman itu.
5. Bacalah teks berikut!
Buku berjudul Teori dan Apresiasi Puisi yang ditulis Heerman J. Waluyo ini
mengungkapkan teori tentang memahami puisi. Buku ini menyajikan karya-karya puisi
pada zamannya. [...] Sayang, buku setebal 334 halaman ini harganya mahal. Buku ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh konkret puisi.
Kalimat berisi keunggulan buku yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ...
A. Buku ini ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami.
B. Buku ini banyak menggunakan istilah asing.
C. Selain itu juga tidak disertai gambar-gambar ilustrasi.
D. Perwajahan dan penjilidan buku ini juga kurang bagus.
Komentar
Posting Komentar