Contoh Teks Ulasan Film "Milea: Suara dari Dilan" (2020)
Teks Ulasan merupakan teks yang berisi ulasan mengenai suatu karya. Namanya juga ulasan, di dalamnya terdapat opini-opini pribadi penulisnya. Opini itu ditulis untuk mengulas fakta yang dijadikan ulasan.
Teks Ulasan memiliki struktur:
1) Identitas karya, berisi data-data identitas secara umum.
2) Orientasi, berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas.
3) Sinopsis, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
4) Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagran ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
5) Rekomendasi, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan.
Berikut contoh teks ulasan film:
Judul: Milea: Suara dari Dilan
Jenis Film : Drama
Produser : Ody Mulya Hidayat
Sutradara : Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Pemain : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Giulio Parengkuan, Omara Esteghlal, Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Happy Salma, Ira Wibowo, Farhan, Maudy Koesnaedi, Bucek, Roy Sungkono, Andovi da Lopez, dan Jerome Kurnia
Penulis : Pidi Baiq, Titien Wattimena
Produksi : MAX Pictures
Film Milea: Suara dari Dilan merupakan film terakhir dari trilogi film Dilan. Sebelumnya sudah ada film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Film yang masih disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq ini juga masih dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Debo Andryos, Giulio Parengkuan, Zulfa Maharani, Omara Esteghlal, Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Gusti Rayhan (Akew), Happy Salma, Ira Wibowo, Farhan, Maudy Koesnaedi, Bucek, Andovi da Lopez, dan Jerome Kurnia (Hugo).
Film ini juga merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Masih berlatar di Kota Bandung tahun 1990-an dan memberi gambaran manisnya kisah asmara Dilan dan Milea yang berujung perpisahan.
Bagi kamu yang sudah menonton dua film Dilan terdahulu, pasti mengetahui kalau separuh awal film ini merupakan penggalan film Dilan 1990 dan 1991. Perbedaannya, kali ini sudut penceritaan berasal dari Dilan sendiri. Hasilnya memang seolah cerita film Dilan 1990 dan Dilan 1991 diceritakan kembali dengan sudut pandang yang berbeda. Memang benar, banyak adegan yang sebelumnya sudah ada di dua film terdahulu kembali muncul di film Milea: Suara dari Dilan.
Untungnya, agar adegan ulangan tersebut tak membosankan dan terkesan membuang-buang durasi film, ditambahkan beberapa adegan yang di film sebelumnya cukup menjadi tanda tanya. Adegan-adegan seperti ke mana Dilan pergi setelah ia selesai mengantar Milea pulang ke rumahnya.
Dikisahkan, Dilan (Iqbaal Ramadhan) memberikan kesan-kesannya atas perkenalannya dengan Milea hingga resmi berpacaran pada 22 Desember 1990. Dilan juga menyampaikan bagaimana hancurnya perasaannya di saat memerlukan seseorang untuk bersandar, Milea (Vanesha Prescilla) justru menjauhinya. Milea yang masih khawatir akan keselamatan Dilan sebagai anggota geng motor akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan kekasihnya itu.
Bukan tanpa alasan, keputusan itu diambilnya setelah salah satu anggota geng motor yang juga teman Dilan, Akew (Gusti Rayhan), meninggal karena dikeroyok sekelompok orang.
Singkat cerita, alur film kemudian melaju hingga mereka berdua telah lulus sekolah dan kembali dipertemukan di sebuah acara reuni SMA. Di acara tersebut, Dilan yang terlihat masih memendam rasa suka terhadap Milea memilih untuk melakukan perkenalan ulang seperti yang pernah mereka lakukan dulu.
Film yang diarahkan oleh sutradara Fajar Bustomi dengan keterlibatan langsung dari sang empunya cerita, Pidi Baiq, membuat film ini masih menjadi adaptasi yang cukup baik. Selain adegan tambahan dari flashback yang cukup baik, banyak pula adegan lain yang menambah makna dan cerita film ini semakin kuat. Background keluarga Dilan juga cukup menambah segar film ini, meski tak semua anggota keluarga Dilan mendapat porsi adegan yang cukup.
Gaya bercerita dari Dilan yang berbeda dari Milea juga memberi napas baru bagi film ini, selain itu, Dilan yang melakukan "Breaking the 4th Wall" di awal film juga cukup mengejutkan.
Seperti film-film sebelumnya, celetukan-celetukan khas dari Dilan yang mengundang senyuman dan tawa juga masih menjadi salah satu kekuatan utama dari film ini.
Di sisi lain, tetap ada momen sedih yang disertakan dan menjadi plot device yang cukup kuat untuk adegan selanjutnya. Momen kesedihan tersebut sebelumnya sedikit terlihat dalam trailer, saat adegan pemakaman ayah Dilan.
Adegan ini cukup sedih untuk disaksikan, terutama bagi mereka yang memang pernah merasakan kesedihan yang sama saat ayah berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Film Milea: Suara dari Dilan memang menjawab banyak pertanyaan di film sebelumnya dan menggambarkan patah hati Dilan, namun sayang konflik film ini tak sekuat sebelumnya.
Secara keseluruhan, film yang dirilis pada tanggal 13 Februari 2020 ber-budget Rp 10 miliar ini tetap terasa tepat untuk menjadi hiburan bagi para remaja khususnya pembaca novel dan angkatan 90-an yang ingin bernostalgia.
"Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu..."
Video: Youtube
STRUKTUR:
1) Identitas karya: "Judul:..."
2) Orientasi: "Film Milea: Suara dari Dilan merupakan..."
3) Sinopsis: "Dikisahkan,..."
4) Evaluasi: "Film yang diarahkan oleh..."
5) Rekomendasi: "Secara keseluruhan,..."
Sumber referensi: berbagai sumber, today.line.me
Tag: #review, sinopsis, ulasan, resensi film, milea, kelemahan dan kelebihan film
Teks Ulasan memiliki struktur:
1) Identitas karya, berisi data-data identitas secara umum.
2) Orientasi, berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas.
3) Sinopsis, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
4) Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagran ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
5) Rekomendasi, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan.
Berikut contoh teks ulasan film:
Judul: Milea: Suara dari Dilan
Jenis Film : Drama
Produser : Ody Mulya Hidayat
Sutradara : Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Pemain : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Giulio Parengkuan, Omara Esteghlal, Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Happy Salma, Ira Wibowo, Farhan, Maudy Koesnaedi, Bucek, Roy Sungkono, Andovi da Lopez, dan Jerome Kurnia
Penulis : Pidi Baiq, Titien Wattimena
Produksi : MAX Pictures
Film Milea: Suara dari Dilan merupakan film terakhir dari trilogi film Dilan. Sebelumnya sudah ada film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Film yang masih disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq ini juga masih dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Debo Andryos, Giulio Parengkuan, Zulfa Maharani, Omara Esteghlal, Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Gusti Rayhan (Akew), Happy Salma, Ira Wibowo, Farhan, Maudy Koesnaedi, Bucek, Andovi da Lopez, dan Jerome Kurnia (Hugo).
Film ini juga merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Masih berlatar di Kota Bandung tahun 1990-an dan memberi gambaran manisnya kisah asmara Dilan dan Milea yang berujung perpisahan.
Bagi kamu yang sudah menonton dua film Dilan terdahulu, pasti mengetahui kalau separuh awal film ini merupakan penggalan film Dilan 1990 dan 1991. Perbedaannya, kali ini sudut penceritaan berasal dari Dilan sendiri. Hasilnya memang seolah cerita film Dilan 1990 dan Dilan 1991 diceritakan kembali dengan sudut pandang yang berbeda. Memang benar, banyak adegan yang sebelumnya sudah ada di dua film terdahulu kembali muncul di film Milea: Suara dari Dilan.
Untungnya, agar adegan ulangan tersebut tak membosankan dan terkesan membuang-buang durasi film, ditambahkan beberapa adegan yang di film sebelumnya cukup menjadi tanda tanya. Adegan-adegan seperti ke mana Dilan pergi setelah ia selesai mengantar Milea pulang ke rumahnya.
Dikisahkan, Dilan (Iqbaal Ramadhan) memberikan kesan-kesannya atas perkenalannya dengan Milea hingga resmi berpacaran pada 22 Desember 1990. Dilan juga menyampaikan bagaimana hancurnya perasaannya di saat memerlukan seseorang untuk bersandar, Milea (Vanesha Prescilla) justru menjauhinya. Milea yang masih khawatir akan keselamatan Dilan sebagai anggota geng motor akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan kekasihnya itu.
Bukan tanpa alasan, keputusan itu diambilnya setelah salah satu anggota geng motor yang juga teman Dilan, Akew (Gusti Rayhan), meninggal karena dikeroyok sekelompok orang.
Singkat cerita, alur film kemudian melaju hingga mereka berdua telah lulus sekolah dan kembali dipertemukan di sebuah acara reuni SMA. Di acara tersebut, Dilan yang terlihat masih memendam rasa suka terhadap Milea memilih untuk melakukan perkenalan ulang seperti yang pernah mereka lakukan dulu.
Film yang diarahkan oleh sutradara Fajar Bustomi dengan keterlibatan langsung dari sang empunya cerita, Pidi Baiq, membuat film ini masih menjadi adaptasi yang cukup baik. Selain adegan tambahan dari flashback yang cukup baik, banyak pula adegan lain yang menambah makna dan cerita film ini semakin kuat. Background keluarga Dilan juga cukup menambah segar film ini, meski tak semua anggota keluarga Dilan mendapat porsi adegan yang cukup.
Gaya bercerita dari Dilan yang berbeda dari Milea juga memberi napas baru bagi film ini, selain itu, Dilan yang melakukan "Breaking the 4th Wall" di awal film juga cukup mengejutkan.
Seperti film-film sebelumnya, celetukan-celetukan khas dari Dilan yang mengundang senyuman dan tawa juga masih menjadi salah satu kekuatan utama dari film ini.
Di sisi lain, tetap ada momen sedih yang disertakan dan menjadi plot device yang cukup kuat untuk adegan selanjutnya. Momen kesedihan tersebut sebelumnya sedikit terlihat dalam trailer, saat adegan pemakaman ayah Dilan.
Adegan ini cukup sedih untuk disaksikan, terutama bagi mereka yang memang pernah merasakan kesedihan yang sama saat ayah berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Film Milea: Suara dari Dilan memang menjawab banyak pertanyaan di film sebelumnya dan menggambarkan patah hati Dilan, namun sayang konflik film ini tak sekuat sebelumnya.
Secara keseluruhan, film yang dirilis pada tanggal 13 Februari 2020 ber-budget Rp 10 miliar ini tetap terasa tepat untuk menjadi hiburan bagi para remaja khususnya pembaca novel dan angkatan 90-an yang ingin bernostalgia.
"Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu..."
STRUKTUR:
1) Identitas karya: "Judul:..."
2) Orientasi: "Film Milea: Suara dari Dilan merupakan..."
3) Sinopsis: "Dikisahkan,..."
4) Evaluasi: "Film yang diarahkan oleh..."
5) Rekomendasi: "Secara keseluruhan,..."
Sumber referensi: berbagai sumber, today.line.me
Tag: #review, sinopsis, ulasan, resensi film, milea, kelemahan dan kelebihan film
Komentar
Posting Komentar